SURABAYA | duta.co – Untuk pertama kalinya, Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur bertemu dengan pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) NU atau pengurus NU tingkat kecamatan se-Jatim di Aula PWNU Jatim, Minggu (16/11/25).

“Ini pertama kali ada pertemuan PWNU yang pengurus tingkat provinsi dengan 668 MWC yang pengurus tingkat kecamatan se-Jatim,” kata Wakil Ketua PWNU Jatim Prof Kacung Marijan yang juga Ketua Panitia Hari Santri PWNU.

Dalam Silaturahmi PWNU-MWC NU dalam rangka Hari Santri PWNU itu, Kacung Marijan menjelaskan PWNU mengapresiasi “semangat” MWC NU yang hadir hingga 90 persen lebih pengurus dari 668 MWC se-Jatim, sehingga membeludak.

“Terima kasih atas semangat pengurus MWC NU se-Jatim, kami menganggap MWC NU itu ibarat pemain kunci dalam sepakbola, karena itu kami merangkai silaturahmi dengan workshop Simola (sistem informasi manajemen organisasi, layanan, dan aset NU), karena MWC itu penting,” katanya.

Dalam kesempatan itu, pengurus MWC NU Sugio-Lamongan melaporkan bahwa layanan kesehatan yang dikelolanya saat ini sudah menjalin kerja sama dengan BPJS, sehingga pelayanan kesehatan menjadi lebih baik kepada warga.

Menanggapi laporan itu, Sekretaris PWNU Jatim DR H Muhammad Faqih menilai membaiknya pelayanan oleh MWC NU itu perlu ditingkatkan lagi, karena itu PWNU Jatim merasa perlu mengadakan workshop Simola untuk pengukuran kinerja.

“Perkum 11/2025 tentang klasifikasi pengurus dan pendataan kapasitas kinerja itu mengatur ukuran kinerja untuk setidaknya lima manfaat yakni legalitas (data resmi), dan jumlah layanan juga terdata dalam catatan yang akurat,” katanya.

Selain itu, bila ada perencanaan program pun bisa berbasis data sehingga terukur. “Perkum juga mengatur layanan dalam empat fokus yakni keagamaan, pendidikan, kesehatan, dan unit usaha, semisal BMT,” katanya.

Manfaat lain, keberadaan data yang tercatat akan mempermudah akses program pemerintah. “Selama ini, kita kesulitan mengakses program pemerintah, karena kita tidak paham secara data terkait potensi dan aset,” katanya.

Dalam silaturahmi PWNU-MWC NU yang dihadiri Rais Syuriah PWNU Jatim KH Anwar Manshur itu, Wakil Rais Syuriah PWNU Jatim KH Abdul Matin Djawahir mengharapkan pengurus NU di semua tingkatan untuk tidak hanya mengandalkan logika.

“Jangan seperti Nabi Musa yang mengandalkan logika ketika berkomunikasi dengan Nabi Khidzir. Misalnya, pengurus melihat ada surat yang janggal, maka jangan divonis dengan logika, tapi cek aturan atau perkum, atau tanya ke ketua, karena logika itu bisa berbeda dengan di balik itu,” katanya. (*/pwnu)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry