JAKARTA | duta.co — Staf Ahli Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi Dr. M. Hasan Chabibie menyampaikan bahwa pihaknya memandang bahwa perguruan tinggi dan riset harus memberikan dampak kepada masyarakat secara luas. Hal ini disampaikan Hasan Chabibie yang menjadi pembicara dalam rangkaian Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama, beberapa waktu lalu.

Hasan Chabibie, yang mewakili Menteri Diktisaintek sebagai pembicara dalam Kongres Pendidikan NU, menegaskan bahwa Nahdlatul Ulama punya peran penting dalam memajukan pendidikan Indonesia. Hasan Chabibie juga menggaris bawahi kontribusi besar pesantren untuk pendidikan Indonesia masa lalu, kini dan mendatang. Demikian penjelasan Hasan Chabibie kepada media ini, Jumat (24/01).

Dalam rangkaian Kongres Pendidikan Nahdlatul Ulama, hadir beberapa pejabat publik dan tokoh nasional, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Pratikno, Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH. Yahya Cholil Staquf, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Mantan Mendikbud Prof. Muhammad Nuh, Ketua LPTNU Prof Ainun Naim dan beberapa Rektor Perguruan Tinggi dari berbagai kawasan di Indonesia.

“Sebagai santri, saya mendapat banyak sekali manfaat ilmu dan keberkahan dari pesantren, baik tradisi pengetahuan, sanad dan jejaring keilmuan kiai-santri hingga sekarang ini. Sementara, sebagai teknokrat yang mengabdi di bidang pendidikan, penting untuk melihat bagaimana pendidikan tinggi dan riset bisa berdampak ke masyarakat secara luas,” terang Hasan Chabibie.

Lebih lanjut, Hasan Chabibie mengisahkan tentang bagaimana program strategis Presiden Prabowo, terutama dalam bidang pendidikan, bisa dikolaborasikan dengan banyak pihak. Program-program di bidang sains, teknologi dan pendidikan tinggi pada ujungnya akan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia.

Hasan Chabibie juga menyampaikan tentang program prioritas Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, yakni: (1) Akses pendidikan tinggi bermutu, (2) penumbuhan dan penguatan budaya ilmiah (scientific culture), penelitian dan pengembangan, (3) pengembangan talenta sains dan teknologi, dan (4) penyelesaian permasalahan sosial dan ekonomi nasional.

Selain itu, Hasan Chabibie juga menjelaskan bagaimana tantangan global yang juga berdampak pada dunia pendidikan saat ini. Di antaranya terkait perubahan iklim, perlambatan ekonomi dan global, disrupsi kecerdasan buatan, ancaman pandemi baru, serta terbatasnya waktu bonus demografi.

Dari tantangan ini, Hasan Chabibie mengungkapkan bahwa problem yang dihadapi juga menjadi tantangan bagi pendidikan di lingkungan NU serta pesantren. Namun, di tengah hambatan ini, Hasan Chabibie juga mengungkapkan ada potensi-potensi besar yang bisa dikembangkan di dunia pendidikan di lingkungan Nahdlatul Ulama, pesantren serta Indonesia pada umumnya.

Hasan berharap kolaborasi antara institusi pendidikan NU, khususnya pesantren dan perguruan tinggi dengan Kementerian Diktisaintek dan Kementerian lain, bisa menjadi penguat peningkatan sumber daya Indonesia pada masa kini dan mendatang. Hasan Chabibie juga mendorong perluasan kolaborasi antara instusi pendidikan di lingkungan NU dengan ekosistem yang lebih luas. (zis*)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry