H Nur Hadi ST, Sekjen Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN). (FT/IST)

SURABAYA | duta.co – Insiden pemasangan bendera hitam di kediaman Habib Rizieq Shihab (HRS) di Mekkah, Arab Saudi menjadi pelajaran bagi semua orang.

Sekjen PPP, Arsul Sani, mengatakan, Arab Saudi yang menjadikan syariat atau hukum Islam sebagai landasan Negara, tetap menindak tegas bendera bertulis kalimat tauhid untuk menghindari ancaman keamanan dari gerakan politik tertentu.

“Peristiwa bendera yang ada tulisan kalimat tauhidnya itu seharusnya memberi pelajaran penting bagi kita semua. Alasan bahwa itu ada unsur atau kandungan kalimat tauhidnya menjadi tidak dipertimbangkan,” demikian Arsul Sekjen PPP kepada RMOL, Minggu (11/11).

Berbeda dengan H Nur Hadi, ST, Sekjen PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyah). Pelepasan bendera bertulisan kalimat Tauhid oleh polisi Arab Saudi, itu bisa saja karena adanya kekhawatiran ditunggangi politik tertentu.

“Tetapi (juga) perlu dicatat, polisi Arab Saudi melakukannya dengan bijak. Benda bertuliskan kalimat Tauhid itu dilipat secara baik, tidak dibakar rame-rame, divideo apalagi sampai di-youtube-kan. Ini bedanya dengan kita,” jelas Cak Nur kepada duta.co, Minggu (11/11/2018).

Menurut Cak Nur, pengusaha yang menekuni bidang otomotif ini, umat Islam Indonesia sedang diracuni, dibujuki sehingga harus marah ketika melihat bendera bertuliskan kalimat Tauhid. Sekarang ada yang mendesak agar polisi melakukan sweeping, bendera bertuliskan Tauhid. “Ini kebablasan, seperti tidak ada kerjaan,” jelasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry