Penulis :
Annisa Nabila
Mahasiswi Sastra Indonesia, Unair

DI hari kedua lebaran tahun ini, Bani Masyhudil Millah berkumpul di Ujung Pangkah,  Kabupaten Gresik. Ratusan orang hadir dalam pertemuan ini.

Maklum, Masyhudil Millah adalah tokoh di desa itulah. Bahkan beliau juga turut membangun desa itu.  Ada banyak peninggalan yang hingga kini masih terus dijaga dan aktif seperti, Langgar Ondaq, wakaf makam Ujung Pangkah Kulon, hingga tanah bagian pasar.

Perkumpulan Bani  Masyhudil Millah ini telah terlaksana sejak 2019, dan sempat terkendala pandemi selama satu tahun. Rutinitas tersebut sangat terjalin dengan baik sebab masing-masing anggota telah memahami pentingnya menjalin hubungan keluarga, sehingga hubungan yang terjalin terus erat dan hangat.

Dan Alhamdulillah hingga kini terus berjalan dengan baik dan kompak, meski beberapa ada yang belum bisa hadir.

Faiq Masyhudil Millah, selaku Ketua Bani Masyhudil Millah menyebut hal ini merupakan suatu tradisi yang setiap tahun dilakukan keluarga besarnya untuk menjaga dan memperkuat tali persaudaraan.

Tidak hanya di keluarga besar Bani Masyhudil Millah, tapi di setiap Bani di seluruh pelosok Nusantara ini memanfaatkan momen lebaran untuk berkumpul, menyambung tali silaturahim agar tidak terputus.

Idul Fitri atau Lebaran memang bukan sekadar momen merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa Ramadan. Lebaran juga menjadi momen yang tepat untuk berkumpul dengan sanak saudara, tidak hanya keluarga inti tapi keluarga yang juga jarang sekali bersua karena jarak, waktu dan kesibukan.

Kata Bani sendiri memiliki makna anak keturunan. Sehingga perkumpulan Bani
itu tujuannya mengumpulkan kembali sanak saudara, anak keturunan yang kini sudah banyak merantau agar mengetahui  silsilah keluarga.

Biasanya perkumpulan Bani di setiap Lebaran itu menggunakan sistem rolling untuk tempatnya atau tuan rumahnya. Biasanya juga bergilir dari garis keturunan tertua. Biasanya juga ada dana sumbangan dari keluarga yang sudah menikah untuk suguhan dan hidangan.

Selama acara berlangsung, diisi dengan berbagai acara sebelum acara puncak bersalam-salaman. Khataman Alquran, tahlil hingga sambutan, mengabarkan suka duka selama setahun terakhir.

Melalui acara perkumpulan Bani menggambarkan momentum lebaran bukan hanya khas dengan sesi
mudik, melainkan juga dapat menyatukan berbagai adat lebaran untuk menjalin silaturahim yang berjalan secara hangat. Perkumpulan bani tidak hanya sebagai bentuk ramah tamah sesama saudara, tetapi juga sebagai penanam indahnya memahami antar keluarga dan sanak saudara, sehingga saling menjaga keturunan dari para leluhur sebelumnya. *

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry