SURABAYA | duta.co – Bangsa Indonesia harus satukan langkah untuk menggapai kemajuan. Kritik tidak dilarang, tetapi, bagaimana kritik disampaikan secara baik, teduh, sehingga tidak membuat gaduh.
“Pak Prabowo telah memberi contoh. Dalam posisi kalah, tetap legowo demi masa depan Indonesia,” demikian disampaikan KH Fathullah Suyuthi Thoha, pengasuh PP Mansyaul Huda, Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur kepada duta.co, Kamis (19/9/24).
Abah Suyuthi, demikian akrab dipanggil, menjelaskan, bahwa, setelah pemilihan presiden tahun 2019, pasangan Prabowo-Sandi kalah, berimbas kepada peristiwa yang mengarah dalam kondisi yang tidak kita inginkan.
“Pak Prabowo berupaya menguatkan jiwa dengan sikap lapang dada, ditambah keteguhan hati dan ketenangan rohani, Pak Prabowo tetap setia memberi dukungan hasil Pilpres tahun 2019. Beliau berkenan menjadi Menteri Pertahanan RI,” tegasnya.
Hal yang sama disampaikan Mukhlas Syarkun. Bahwa, keteduhan dan ketenangan hati, sangat diperlukan bagi bangsa ini untuk menuju Indonesia Emas. “Maka, atas inisiatif Kiai Khos Banyuwangi (KH Fathullah Sayuthi Thoha) berdirilah Majelis Dzikir Nurul Wathon. Ini sebagai upaya menciptakan ketenangan batin kita semua,” tegas Gus Mukhlas panggilan akrabnya.
Menurut lelaki yang menuntaskan pendidikan pasca-nya di Malaysia ini, nama Nurul Wathon sengaja diambil dari nama masjid milik Prabowo Subianto di Hambalang. “Kiai Sayuthi yakin dengan penguatan dzikir, maka, para tim inti Pak Prabowo dapat menciptakan suasana batin yang tenang,” tegasnya.
“Jadi, tujuan dibentuknya Majelis Dzikir Nurul Wathon ini untuk membangun silaturahim, penguatan kualitas rohani dan sekaligus munajat kepada Allah agar bangsa Indonesia diberi kekuatan dan kemampuan, tercipta Indonesia yang aman, damai dan sejahtera bersama,” lanjutnya.
Majelis Dzikir Nurul Wathon ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia — dari Sabang sampai Merauke — Majelis Dzikir Nurul Wathon diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan dalam pembangunan bangsa 5 tahun ke depan dalam menciptakan baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. (mky)