Muhammad Taufiq Hidayat, S.Si., M.Si
Dosen D-IV Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan (FKes)

DI tengah perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, metode Polymerase Chain Reaction telah menemukan peran revolusionernya di dunia analisis kesehatan.

Sejak diperkenalkan oleh Kary Mullis pada tahun 1980-an, teknologi PCR telah melewati berbagai iterasi yang telah meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam mendeteksi berbagai penyakit yang ada.

PCR adalah teknik biologi molekuler yang memperbanyak atau membuat banyak salinan dari segmen DNA. Keakuratannya, kecepatan, dan ketangguhan metode ini menghentikan pilihannya untuk diagnosa penyakit, identifikasi patogen dan banyak aplikasi lain di bidang penelitian genetika.

Dari deteksi virus pandemi seperti SARS-CoV-2, virus penyebab COVID-19, hingga deteksi pada penyakit langka melalui analisis genetik, PCR telah membukan jalan baru dalam medis diagnosa.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Salah satu teknologi PCR yang paling mutakhir adalah Real-Time PCR, juga dikenal sebagai PCR kuantitatif atau qPCR. Teknologi ini bersifat kuantitatif, yang memungkinkan ilmuwan tidak hanya untuk mengamplifikasi DNA tetapi juga untuk mengukur jumlah DNA yang dihasilkan seiring waktu.

Dengan demikian, kelebihannya adalah bahwa penelitian dapat mengukur beban viral pada pasien yang mengalami infeksi, sehingga memungkinkan pengawasan penyakit yang lebih akurat.

Selain itu, teknologi digital PCR atau dPCR dapat melaksanakan analisis yang lebih sensitif dan spesifik dan karena itu dapat dibandingkan untuk persiapan ekstrak besar maupun analisis titrasi yang menguntungkan dalam sampel target yang sangat rendah dalam hal sensitivitas terhadap deteksi mutasi kanker pada stadium awal penyakit dan efiktivas terapi.

Integrasi PCR dengan teknologi lain, seperti nanopartikel dan CRISPR, juga sedang dikembangkan, sehingga memungkinkan PCR terbatas pada laboratorium, namun juga dapat digunakan di lapangan dengan peralatan portabel dan lebih mudah diakses. Di masa depan, hal ini akan mendukung pemeriksaan kesehatan dengan biaya yang jauh lebih rendah.

Dalam konteks penerapan di Indonesia, pengembangan teknologi PCR memerlukan kolaborasi multidisiplin antara peneliti, pemerintah, dan sektor kesehatan untuk menyesuaikan teknologi tersebut dengan kebutuhan spesifik masyarakat.

Investasi dalam penelitian dan pengembangan serta pelatihan tenaga kesehatan mengenai teknologi baru merupakan kunci untuk memaksimalkan potensi PCR untuk meningkatkan layanan kesehatan di Indonesia.

Pengembangan PCR yang berkelanjutan tidak hanya akan meningkatkan kemampuan diagnostik, namun juga berkontribusi pada pengendalian dan pencegahan penyakit yang lebih efektif. Seiring berkembangnya teknologi ini, diharapkan dapat mengantarkan era baru analisis kesehatan yang lebih cepat, akurat, dan mudah diakses oleh masyarakat luas. dari.*

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry