
MOJOKERTO | duta.co — Pemkot Mojokerto menghadirkan ustazah kondang asal Cilacap Jawa Barat, Mumpuni pada peringatan Nuzulul Qur’an yang diselenggarakan di Alun-alun Wiraraja Kota Mojokerto, Minggu (16/3/2025) malam.
Meski sejak sore Kota Mojokerto diguyur hujan rintik-rintik, tak menyurutkan warga Kota Mojokerto dan sekitarnya untuk berbondong-bondong menghadiri agenda zikir akbar yang digelar setiap peringatan hari keagamaan Islam.
Zikir akbar kali ini dihadiri Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari, Wakil Wali Kota Rachman Sidharta Arisandi, Sekdakot Gaguk Tri Prasetyo, Danrem 082 CPYJ, dan jajaran Forkopimda, yakni Kapolres Mojokerto Kota AKBP Daniel S Marunduri dan Kajari Bobby Ruswin.
Selain itu, sejumlah ulama dan kepala OPD lingkup Pemkot Mojokerto juga tampak hadir dalam zikir akbar yang dimeriahkan kehadiran Hadrah Liwaul Hamdi, majelis sholawat asal Mojokerto.
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari mengajak agar peringatan Nuzulul Quran menjadi momentum untuk selalu melaksanakan dzikir akbar, berdoa, memohon, dan bermunajat kepada Allah SWT.
“Kita memohon semoga Allah SWT melimpahkan kedamaian, kesejahteraan, dan kemaslahatan bagi seluruh bangsa ini, khususnya Kota Mojokerto,” ujar sosok yang akrab disapa Ning Ita ini.
Sedangkan, Wakil Wali Kota Rachman Sidharta Arisandi dalam sambutannya mengajak jamaah agar menjadikan bulan Ramadan ini sebagai momentum yang tepat untuk menjalin hubungan dengan Pencipta.
“Dibalik ketenangan bulan ini kita diajak lebih mendekatkan diri kepada Allah Swt melalui ibadah yang kita lakukan seperti salat tarawih berjamaah, tilawatil Quran, dan berbagai macam kebaikan yang lain,” ujarnya.
Lebih jauh Wakil Wali Kota yang akrab disapa Cak Sandi ini mengungkapkan, minggu kedua ini adalah pembebasan bagi yang ingin bertaubat atas segala perbuatan yang pernah dilakukan.
“Ini momen untuk merefleksikan diri dan bertaubat atas apa yang kita perbuat selama ini.
Bulan suci Ramadan adalah momentum untuk kita mengingat dan meningkatkan keimanan kesalehan sosial,” katanya.
Perlu diketahui indeks angka kesalehan Kota Mojokerto dari tahun ke tahun dalam prosentase yang luar biasa. Tahun 2023 tingkat kesalehan sosial Kota Mojokerto menyentuh 95,08%.
“Ini menunjukkan bahwa kondisi sosial masyarakat di Kota Mojokerto juga telah berjalan guyub, rukun, dan damai. Semua bisa berdampingan dengan baik demi membentuk Kota Mojokerto ke depan yang maju, berdaya saing, dan sejahtera,” tandasnya.
Cak Sandi juga menyampaikan, Nuzulul Quran merupakan momen sakral yang jadi titik balik dengan diturunkannya wahyu pertama kepada Nabi Muhamad di Goa Hira.
“Peristiwa ini bukan hanya sejarah, namun juga cahaya kehidupan yang mengarahkan umat manusia menuju kebenaran dan kebaikan,” tegasnya.
Dia juga mengingatkan bahwa Nuzulul Quran yang diperingati setiap tahun hendaknya jangan hanya seremonial belaka. Tetapi, ada 2 hal yang jadi perhatian, yakni Nuzulul Quran sebagai intropeksi dan introprospektif.
“Perenungan sampai sejauh mana kita mengfafal merenungkan isi kandungan Al Quran dalam sehari-hari. Introprospektif bagaimana kita membaca dan mengamalkan Al Quran dalam membangun kehidupan di dunia dan akhirat kelak,” harapnya.
Pola pikir dan sikap yang tercermin dalam Al Quran seperti kesetaraan, kesabaran, toleransi, kerja sama, dan solidaritas sangat penting untuk menciptakan harmoni sesama muslim dan antarumat beragama di Indonesia, termasuk di Kota Mojokerto.
“Kami mengajak elemen masyarakat untuk meningkatkan peran aktif untuk terus berpartisipasi dalam membangun Kota Mojokerto ini. Pemerintah dan masyarakat harus saling bahu membahu dalam satu harapan tekad dan cita-cita dalam meraih persatuan,” tandasnya.
Pada kesempatan itu Cak Sandi juga menyampaikan,
Ning Ita dan Cak Sandi telah berkomitmen dalam 5 tahun mendatang untuk membawa Kota Mojokerto dalam satu visi, yakni mewujudkan masyarakat yang maju berdaya saing berkarakter sejahtera dan berkelanjutan.
Visi itu dituangkan dalam Panca Cita, dimana di dalamnya meliput Asta Cita yang digalakkan Presiden dan Wapres RI untuk Indonesia Emas 2045.
“Yang pasti, apa yang kami ikhtiarkan ini harus turut dibersamakan, bukan hanya dari jajaran Pemkot tapi seluruh warga Kota Mojokerto.
Tanpa sinergi dan kolaborasi yang baik, maka itu tidak berjalan dengan baik dan semestinya,” pungkasnya.(ywd)