Webinar Nasional yang diselenggarakan FMIPA UNISMA dalam rangka Hari Lingkungan Hidup Sedunia. (FT/IST)

MALANG | duta.co – FMIPA Universitas Islam Malang menggelar Webinar bertajuk Pandemi dan New Normal di perguruan tinggi, Jumat (5/6/2020) pukul 13.00-15.00 WIB, dengan aplikasi Zoom Meet dan Youtube live. Narasumber webinar adalah Prof Dr H Maskuri MSi (Rektor Unisma Malang), Prof Drs H Sutiman Bambang Sumitro MSc DSc (Dekan Pertama FMIPA Unisma Malang) dan Dr Ari Hayati MP (Dekan FMIPA Unisma Malang) dengan moderator, Dr Gatra Ervi Jayanti MSi. Dalam pelaksanaannya, webinar nasional kali ini serasa seminar internasional karena adanya peserta dari Asia Africa Institute- Universitat Hamburg, Jerman turut bergabung. Jumlah total peserta yang mengikuti webinar sebanyak 265 orang.

Maskuri menjelaskan, kampus merdeka adalah kemandirian. Menurutnya kemandirian dari semua pihak, dari paradigma ‘instruktif menuju inisiatif’ yang berarti keteladanan dosen dan kepekaan mahasiswa. “Yang perlu disadari adalah dosen harus mempunyai strategi yang menyenangkan dan bukan hanya transfer knowledge tapi juga fasilitator (sebagai pengarah bukan nara sumber), selain itu mahasiswa juga harus menyadari bahwa mindset menjemput dan bukan menungggu harus dilakukan,” paparnya.

Ia melanjutkan, kreativitas dan kesabaran merupakan bagian dari ketangguhan. Mahasiswa dan dosen juga mempunya talent masing-masing untuk dikembangkan. Kearifan lokal dan lingkungan sekitar bisa menjadi inspirasi. Tidak harus tekstual tapi kontekstual, dan terus aktif berkarya walaupun situasi apapun.

“Kampus merdeka harus ada tanggung jawab. Inspirasi, inovatif, dan produktif. Oleh karena itu kerjasama dan kebersamaan merupakan strategi yang tidak boleh dilupakan. Yayasan, universitas dan mitra usaha yang kompak akan menjadi bahan bakar yang sangat baik untuk PT Swasta. Harapannya adalah dengan adanya pandemi covid-19 ini adalah terciptanya SDM yang profesional dan tangguh serta Enterpereneur University untuk semua kampus di Indonesia,” ujarnya.

Sutiman sebagai pencetus New Normal menyatakan kasus yang terjadi saat ini adalah 80 persen orang terjangkit covid tidak punya gejala atau OTG (Orang Tanpa Gejala) dan dapat membawa virus ke orang yang rentan terutama orang yang Comorbit yaitu orang-orang yang memiliki riwayat tekanan darah tinggi, jantung dan penyakit degeneratif lainnya. Kematian banyak terjadi akibat hal ini. Jadi, imbuh dia, OTG tersebut harusnya dilatih untuk agar tidak menularkan ke yang lain yaitu dengan lebih sensitif dan memilki empati terhadap orang lain

“Seharusnya saat ini saatnya industri untuk vaksin dibangun di Indonesia karena ada ‘pasarnya’ mengingat corona itu melokal. Sudah dimulai di RS. Gatot Subroto dengan plasma mengandung antigen dari orang sembuh ke pasien namun belum dimurnikan dan biasanya digunakan untuk proteksi terhadap virus Corona. Untuk keberdayaan, bisa juga dengan potensi lokal seperti jamu untuk menangani badai inflamasi. Industri jamu belum disertakan bergerak untuk hal ini.” pungkasnya

Senada dengan hal tersebut, Dr Ari Hayati mengatakan bahwa sinergitas antara semua pihak merupakan hal yang penting dalam mennghadapi pandemi corona ini.

Sementara itu, dalam acara tersebut juga dilaksanakan pemberian sertifikat kepada pemateri secara simbolik dan untuk sertifikat untuk peserta menyusul 1 minggu setelah pelaksanaan webinar. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry