MOJOKERTO | duta.co – Direktur Jendral (Dirjen) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dr Maria Endang Sumiwi MPH dan Pj Wali Kota Mojokerto M Ali Kuncoro S.STP MSi meresmikan Gedung Laboratorium Biosafety Level (Lab BSL) 2 Kota Mojokerto, jalan Benteng Pancasila, Rabu (3/10/2024).
Peresmian Gedung Lab BSL 2 tersebut sekaligus Lounching Laboratorium Kesehatan Masyarakat (Labkesmas), Integrasi Layanan Primer (ILP), dan Gayatri ILP Satu Sehat.
Hadir juga dalam acara tersebut antara lain Danrem 082/Citra Panca Yudha Jaya (CPYJ) Kolonel Inf. Heri Rustandi, jajaran Forkopimda, Dekan Fakultas Keselamatan Masyarakat Unair Prof. DR. dr Santi Matini MKes, sejumlah pejabat Kemenkes, perwakilan Dinkes Provinsi Jatim, dan sejumlah pejabat setempat mulai dari Kadis hingga lurah.
Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto M Ali Kuncoro S.STP MSi mengatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Mojokerto sebesar 80,90.
“Jadi, IPM menunjukkan bagaimana kualitas pendidikan dan kesehatan yang ada di kota Mojokerto,” ujarnya.
Sedangkan angka rata-rata harapan sekolah di kota Mojokerto adalah 14 tahun. “Jadi, diasumsikan pendidikan orang di kota ini Diploma 2,” imbuhnya.
Dan angka harapan hidup berada antara 74 hingga 75 tahun. “Dan yang usianya panjang kebanyakan wanita,” katanya.
Menurut sosok yang lekat disapa Mas Pj ini, apa yang dilakukan Pemerintah Kota selaras dengan transformasi kesehatan yang dibangun Kemenkes RI.
Ada enam pilar yang dijalankan. Yakni, transformasi layan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi siswa kesehatan masyarakat, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi SDM kesehatan, dan transformasi digital.
“UHC kota Mojokerto sudah ditahap utama dan mendapat award yang diserahkan langsung Wakil Presiden,” katanya seraya menambahkan bahwa ini akan terus dilakukan sebagai bagian dari ikhtiar bahwa kesehatan sesuatu yang utama bagaimana di tahun 2045 masyarakat kota Mojokerto adalah masyarakat yang bugar, yang siap menyongsong Indonesia Emas di tahun 2045.
Terkait Labkesmas, lanjutnya, yang dibangun di tingkat satu yakni Puskesmas dan yang tingkat dua yakni Labkesda. “Alhamdulillah ada ruangan baru, yakni BSL 2 dimana di dalamnya itu ada pemeriksaan semacam VCR, foto bakteri, laboratorium klinik, mikro biologi, dan kimia. Ini semua kita harapkan mampu deteksi dini penyakit,” terangnya.
Terkait transformasi digital, kota Mojokerto memiliki aplikasi Gayatri yang mana masyarakat bisa dengan mudah untuk mendapatkan layanan kesehatan.
“Jadi, lebih merata cakupannya dan tentu menjawab tantangan zaman. Insyallah Gayatri ini nanti akan mendapat penghargaan dari Kemenpan RB,” katanya.
Sedangkan Dirjen Kesmas Kemenkes RI dr Maria Endang Sumiwi MPH mengatakan, rasanya seluruh transformasi kesehatan sudah berjalan di kota Mojokerto.
“Jadi, saya ridak sampaikan panjang lebar tentang transformasi kesehatan karena karena ini seperti mimpi menjadi nyata di kota Mojokerto ini,” tandasnya yang disambut tepuk tangan hadirin.
Namun demikian Maria mengatakan, dengan mendapatkan penghargaan UHC berarti masyarakat tidak ada hambatan lagi untuk mengakses karena sudah dibayar oleh pemerintah.
“Tapi, ini belum seluruhnya karena kalau kita bayar, aksesnya kemana, aksesnya ke Puskesmas, Labkesda, atau rumah sakit. Karena kalau sudah setor ke BPJS untuk masyarakat kita tapi masyarakat datang ke Puskesmas mendapat layanan seadanya maka rugi sudah membayar, termasuk ke rumah sakit dan layanan laporan,” katanya.
Untuk itu, lanjutnya, akses saja tidak cukup kalau kualitas layanan tidak baik. “Nah ini yang sekarang sedang kita perkuat dan percepat. Jadi di sini sudah ada cath lab, dan pasang ring juga jantung sudah bisa, makanya saya sampaikan di sini seperti mimpi menjadi nyata karena yang kita cita-citakan sudah terjadi,” tandasnya.
Sebagai informasi, berdirinya Lab BSL 2 dan Labkesmas ini berkolaburasi antara Kemenkes RI, USAID, chisu, Pemkot Mojokerto, dan lainnya.
Perwakilan dari US
Liah McManus mengatakan, kota Mojokerto menjadi percontohan karena sudah baik dalam sistem informasi. “USAID merasa bangga berpatner, berkerjasama, mensupport Kemenkes, khususnya kota Mojokerto,” katanya.
Dia menambahkan, apa yang sudah dilakukan oleh kota Mojokerto terkait kesehatan, nantinya akan dilaporkan ke USAID. “USAID memberikan pendampingan tekhnis untuk Lab BSL 2 dan Labkesmas Kota Mojokerto,” pungkasnya. (ywd)