SURABAYA | duta.co – Isu khilafah, HTI, garis keras, ekstremis, anti tahlil yang disematkan ke pasangan Prabowo-Sandi awalnya cukup mujarab. Tetapi, terakhir, justru berbalik keras, pemilih sadar bahwa semua itu impossible alias tidak masuk akal.

“Alhamdulillah! Awalnya banyak yang khawatir dengan isu itu. Hari ini, justru mereka sendiri yang mengatakan, omong kosong semua. Semakin lama, semakin tidak masuk akal dan justru menguatkan mereka untuk mendukung 02,” demikian H Agus Solachul A’am Wahib, Ketua Umum Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin (BKSN) kepada duta.co, Senin (15/4/2019).

Diakui Gus A’am, panggilan akrabnya, awalnya isu tersebut seperti tsunami politik, bisa memporak-porandakan persepsi orang. Tetapi, dengan kegigihan Capres Prabowo Subianto menjelaskan visi misi kebangsaan, NKRI, Pancasila, lambat laun rakyat paham, bahwa, isu perang ideologi itu, hoax.

Faktanya, Prabowo mendapatkan dukungan dari para ulama, kiai dan habaib dalam Pipres 2019. Para ulama itu menitipkan pesan kepada mantan Komandan Jenderal Kopassus itu untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Amanah dari kiai, ulama dan habaib itu sekaligus menjadi jawaban atas fitnah yang menyebut dirinya akan menjadikan Indonesia sebagai negara khilafah.

“Para ulama, kiai, habaib, mereka nitip pesan kepada saya agar selalu berjuang menjaga NKRI. Masa iya, orang seperti Rocky Gerung mau mendirikan khilafah,” kata Prabowo sambil melirik Rocky yang hadir di acara Kampanye Akbar terakhir di Surabaya, Jumat (12/4/2019).

Tak hanya menitipkan NKRI, para ulama, kiai, dan habaib juga menekankan bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang rahmatan lil alamin. Islam yang membawa mamfaat bagi seluruh umat manusia.

“Tidak ada kiai-kiai mengajarkan kebencian. Selalu kedamaian dan kerukunan. Mereka yang mengajarkan kepada saya konsep Islam rahmatan lil alamin. Islam yang akan melindungi semua. Karena itu kami juga prihatin kalau ada ulama kita yang diusik dan diancam,” ucap Prabowo serius.

Kabar Jokowi Mau Temui HRS

Kabar terbaru, seperti dirilis faktakini.com, ada informasi dari Mekkah, bahwa, salah satu timses paslon Jokowi-Ma’ruf beberapa hari lalu telah mengontak tim Imam Besar FPI yang berada di Mekkah.

Tujuannya untuk meminta bertemu dengan Habib Rizieq di salah satu hotel berbintang di Mekkah, namun permintaan itu ditolak mentah-mentah oleh Habib Rizieq. Tetapi, setelah ajakannya untuk bertemu di hotel berbintang ditolak, tim paslon 01 Jokowi-Ma’ruf itu kembali berusaha membujuk Habib Rizieq.

Mereka tetap meminta kesediaan Habib Rizieq untuk bertemu Jokowi, dan mereka bilang kalau Habib Rizieq tidak mau bertemu dengan Jokowi di hotel berbintang, mereka meminta izin untuk mengunjungi kediaman Habib Rizieq di Mekkah dan bertemu disana.

Namun lagi-lagi dengan tegas Habib Rizieq menolak permintaan tersebut, dan menyatakan bahwa ia hanya bersedia untuk bertemu Jokowi seusai Pemilu 2019.

Di akun twitternya, Dr. Mardani Ali Sera sendiri turut berkomentar sindiran yang diduga ditujukan untuk upaya Jokowi untuk bisa masuk ke dalam Ka’bah. Mardani menulis twit, “Maksa2 minta ke raja untuk bisa masuk Ka’bah, membawa full tim media bersiap publikasi. Hanya satu alasan utamanya elektabilitas. Ada yg seperti ini ? Ada #KisahNegeriLawas. (rmol,fkn)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry