SIDOARJO | duta.co – Ibarat penyakit sudah kronis, akut. Betapa tidak, sepanjang Kali Buntung yang menyisir sejumlah dusun di Desa Sidorejo, Kecamatan Krian, penuh dengan tanaman eceng gondok.
Ratusan perangkat desa ditambah pengurus BPD, LPMD, BUMDES, RT dan RW, warga sekitar, serta anak-anak ikut turun kali.
“Mohon keselamatasn dijaga! Jelas, tidak akan tuntas dengan kerja bakti. Kita berharap segera datang petugas Dinas Pengairan Pemkab Sidoarjo. Ini kelasnya sudah parah,” demikian disampaikan Hery Sucipto Achmadi ST, Kepala Desa Sidorejo kepada duta.co di lokasi kerja bakti, Sabtu (10/2/24).
Setidaknya ada puluhan titik yang menjadi konsentrasi warga. Dari Dusun Sidorenggo, Dusun Madubronto sampai perumahan Taman Sidorejo Indah. Sementara, kondisi banjir terus menggenangi wilayah dusun-dusun tersebut. “Anda bisa lihat, itu sekolahan SDN Sidorejo lumpuh. Beruntung sekarang lagi libur,” tambahnya.
Mengangkat eceng gondok yang membentang ribuan meter di Kali Buntung, tentu, tidak mudah. Tidak mungkin diselesaikan secara manual, membutuhkan alat berat. “Kita selesaikan 10% sudah bagus. Kalau melihat yang belum tersentuh, rasanya mustahil. Menurut hemat kami, butuh alat berat dan itu berada di bawah proyek nasional. Kalau tidak segera diselesaikan, warga semakin terdampak,” terang Imam Syafii, pengurus RW 09 kepada duta.co.
Tak kalah menarik, ternyata warga juga menemukan tiang listrik di dalam Kali Buntung. Dengan holopis kuntul baris, warga bersatu padu untuk meminggirkan tiang listrik tersebut. “Kita sudah koordinasi dengan Pemkab untuk segera diplengseng. Kalau tidak rumah warga bisa ambruk,” tambah Kades Hery Sucipto.
Ini Usulan Warga
Warga pun berembuk, bagaimana Kali Buntung tidak menyisakan masalah serius. Apalagi, ketika air laut pasang, akhirnya banjir yang melanda kampung tak kunjung surut. Pertama, normalisasi Kali Buntung harus dilakukan secara berkala. Tidak boleh dibiarkan seperti sekarang ini. “Meski curah hujan berlebih, kalau sungai normal, maka, tidak separah ini,” tegas warga setempat.
Kedua, di Dusun Madubronto ada pertemuan dua sungai. Kedua sungai itu, aktif dengan volume lumayan besar. “Di sini mestinya dibangun Dam khusus, sehingga lebih mudah dilakukan kontrol dan normalisasi. Kondisi sekarang sangat parah, karena tidak ada Dam sama sekali, akhirnya mudah mampet,” terang warga Madubronto. (mky)