Sejumlah personil Kodim 0831/Surabaya Timur menjalani pemerikasaan tes urine bersama BNN Surabaya di Aula Kodim 0831/Surabaya Timur. Hasilnya 100% negatif. (FT/nizamalkafi)

SURABAYA | duta.co – Perang melawan narkoba tak boleh setengah-setengah. Peredarannya harus diberantas tuntas, sampai akarnya! Galakkan penyuluhan terkait bahaya narkoba.

Demikian disampaikan Dandim 0831/ST, Letkol Inf Lukman Hakim dalam acara Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang bertajuk ‘Penyuluhan dan Test Urine’ di Aula Kodim 0831/Surabaya Timur, Senin (12/11/2018).

Menurut Letkol Inf Lukman Hakim, penyalahgunaan narkoba menjadi ancaman serius bagi setiap kalangan. Tidak peduli tua maupun muda. Narkoba seolah mencari korban tanpa pandang bulu.

“Karenanya, dalam setiap kegiatan, hendaknya memberikan penyampaian terkait bahaya narkoba ini,” pesan Dandim dengan nada tegas.

Masih menurut Letkol Lukman, gerakan melawan narkoba bisa dimulai dari penyuluhan. “Kalau bisa setiap cangkrukan tolong disampaikan tentang bahaya narkoba. Jika ada anggota yang terlibat narkoba, pasti dipecat!,” tambahnya.

Dalam acara P4GN ini, hadir Kepala BNN Surabaya, AKBP Suparti. Ia menjelaskan bahwa pelatihan ini memerlukan kerjasama dengan Babinsa agar dapat saling bahu-membahu dalam pencegahan peredaran narkoba.

“Tanpa peran TNI, kita juga gak bisa jalan. Maka dari itu, peran Babinsa sangat penting, sangat membantu BNN mencegah narkoba,” jelasnya.

Menurutnya, narkoba lebih bahaya dari korupsi dan terorisme. Di samping menyerang saraf otak, juga dapat mengakibatkan syaraf putus, sehingga berdampak malas kerja, sering lupa. “BNN bisa bekerja sama dengan siapa pun dalam pencegahan peredaran narkoba ini,” tambahnya.

Anggota 100% Negatif

Dalam kesempatan tersebut, AKBP Suparti menegaskan, bahwa, pihaknya memang belum menyentuh razia tes urine di karaoke. “Maka dari itu, saya mengajak koordinasi dengan Kodim Surabaya Timur untuk melakukan giat tersebut,” tuturnya.

Angka peredaran narkoba (prevalensi) Jawa Timur mengalami penurunan peringkat, dari 3 (tiga) hingga 9 (sembilan). Karena komitmen tes urine dan penyuluhan yang digelar TNI ini, sehingga menurunkan grade narkoba di wilayah Jawa Timur.

“Dulu yang kena narkoba itu orang kaya. Namun, sekarang malah sopir bemo, hingga pengangguran terkena narkoba. Efek penyalahgunaan zat narkoba itu ada halusinogen, depresan, dan stimulan,” tutupnya.

Perlu diketahui, bahwa, pemeriksaan urine dari 60 personil yang dilaksanakan BNN Surabaya dalam kegiatan ini, menghasilkan data negatif narkoba (100%) bagi para personil. (nzm)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry