JAKARTA | duta co – Telah terjadi salah penulisan nama pada salah satu soal Ujian Akhir Madrasah Berstandar Nasional – Berbasis Komputer (UAMBN-BK) Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) tingkat MTs yang baru saja diujikan. Nama tokoh yang seharusnya adalah KH. Hasyim Asy’ari, dalam soal tersebut tertulis KH Ahmad Dahlan.
Terkait hal itu, penanggung jawab penulisan soal UAMBN-BK tingkat MTs, Ahmad Hidayatullah, memastikan, satu soal tersebut dibatalkan alias tidak dinilai.
“Pada aplikasi yang sudah telanjur memuat pernyataan soal yang salah tersebut, maka dalam sistem penilaian atas jawaban siswa dinyatakan dianulir, kosong, atau tidak diperhitungkan,” tegas Ahmad Hidayatullah di Jakarta, Sabtu (24/03/2019).
Butir soal tersebut, kata dia, juga telah diperbaiki sebagaimana mestinya serta tetap mencantumkan perjuangan KH Hasyim Asy’ari dalam Bank Soal Madrasah (BSM) sebagai salah satu Pejuang Ulama Besar di Indonesia yang perlu dikenang oleh siswa pada khususnya dan Bangsa Indonesia pada umumnya.
Sebelumnya, viral di media sosial cepture salah satu soal UAMBN-BK jenjang MTs dengan redaksi sebagai tersebut:
Semangat perjuangan membela Islam dan bangsa Indonesia tertancap dalam sanubari KH. Ahmad Dahlan. Pejuang Ulama besar ini berhasil menorehkan “tinta emas” dengan menyerukan Resolusi Jihad dan berhasil mendirikan organisasi keagamaan yang banyak bergerak di bidang pendidikan dan dakwah Islam. Organisasi yang memiliki massa besar di Indonesia ini dikenal dengan sebutan…
A. Muhammadiyah
B. Jama’ah Tabligh
C. Nahdhatul Ulama
D. Laskar Jihad
Atas kesalahan penulisan ini, Ahmad Hidayatullah menyampaikan permohonan maaf. “Memohon maaf atas kesalahan penulisan tokoh pada pernyataan soal tersebut kepada seluruh masyarakat Indonesia dan kami menyesal atas kejadian ini,” tutur Ahmad Hidayatullah.
Menurut Ahmad, proses penulisan soal UAMBN-BK sudah melalui proses penyuntingan yang cukup panjang. Hal itu diawali dengan pendampingan penyusunan soal pada 15 – 18 Agustus 2018. Soal yang telah disusun itu kemudian dilakukan tiga kali penyuntingan pada September dan Oktober 2018, dan terakhir pada Februari 2019.
“Dalam proses penyusunan dan penyuntingan soal, tim berusaha menyeleksi dari kesesuaian konten, redaksional, termasuk penulisan, agar soal memenuhi standar kompetensi kelulusan, standar isi kurikulum, juga aspek-aspek yang perlu dijaga dalam memelihara kehidupan berbangsa dan bernegara,” katanya.
Ahmad menegaskan, kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi setiap penanggung jawab soal. Baik KH Hasyim Asy’ari maupun KH Ahmad Dahlan adalah dua tokoh yang berjasa besar dalam sejarah Indonesia. Keduanya adalah pahlawan bangsa yang patut dihormati sesuai peran dan kiprah perjuangnnya.
“KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan adalah ulama yang sekaligus Pahlawan Bangsa yang wajib dikenang sepanjang masa oleh seluruh generasi bangsa di bumi Indonesia. Keduanya wajib dikenang siswa madrasah, dan dipelajari jejak perjuangannya. Untuk mengukur pemahaman siswa, kiprah mereka juga kami masukkan dalam penyusunan soal yang kemudian dikoleksi pada aplikasi Bank Soal Madrasah (BSM),” tandasnya.
UAMBN-BK tingkat MTs sendiri berlangsung dari 20-22 Maret 2019. Karena itu masyarakat berharap agar kesalahan semacam itu tidak terulangan mengingat tim soal juga sangat banyak dan diisi orang pintar. “Kami tetap menganggap aneh saja. Masak bisa lolos,” kata Subakir, guru agama di Gresik. (hud)