TEMUI MEDIA: Plt Sekda Karna Suswandi bersama kepala Dinas Pertanian H. Munandar dan Kabid Pertanian Ayib Rasidi saat menemui sejumlah media  (duta.co/haryono)

BONDOWOSO | duta.co -Pasca mendapatkan sertifikasi internasional, Pemkab Bondowoso terus berupaya untuk mengembangkan pertanian organik di wilayahnya dalam rangka memenuhi pangsa pasar global.

“Awalnya luas lahan padi organik kami hanya 105 hektar, saat ini kami kembangkan lagi di lahan baru seluas 90 hektar, jadi total luas padi organik kita mencapai 195 hektar,” ungkap Plt Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bondowoso, Karna Suswandi, Jum’at (30/3) kemarin.

Menurut Karna, lahan baru tersebut berada di tiga wilayah, yakni di Desa Taal Kecamatan Tapen, Desa Sulek Kecamatan Tlogosari, Dan di Desa Sumber Malang Kecamatan Wringin.

“Jadi dari pengembangan masing- masing desa luasnya 20 hektar, total 60 hektar, dan ditambah lagi di Desa Lombuk Kulon seluas 30 hektar,” paparnya.

Pengembangan pertanian organik tersebut sengaja dilakukan secara bertahap. Dikhawatirkan, jika dilakukan secara sporadis tidak akan berjalan secara maksimal.

“Memang secara bertahap, apalagi pertanian organik kami, bukan hanya tidak menggunakan pupuk kimia saja, tetapi air yang mengaliri sawah harus dipastikan tidak terkontaminasi bahan kimia sedikitpun. Dan tidak semua daerah, mata airnya terjaga dari bahan kimia,” Imbuhnya Karna.

Karna berharap, dengan pengembangan pertanian organik tersebut, kapasitas produksi Bondowoso mampu memenuhi permintaan pasar internasional.

“Permintaan cukup banyak dari mancanegara, kamipun cukup kewalahan. Apalagi dengan turunnya sertifikasi internasional ini, tentu akan bertambah permintaan beras organik dari luar,” pungkas Karna.

Seperti diberitakan sebelumnya, setelah diajukan sekian lama, akhirnya beras organik Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur, mengantongi sertifikasi internasional dari Control Union Certification, Belanda. (yon)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry