Siti Zuwariyah- Desen Kebidanan Fakultas Keperawatan dan Kebidanan

“Bayi yang saya lahirkan apakah kondisinya normal?” Setiap orang tua, khususnya seorang ibu yang melahirkan selalu mengucapkan kata-kata itu saat bayinya lahir. Karena anak yang dilahirkan merupakan generasi penerus bangsa dan keluarga dan selalu berdoa agar bayi yang dilahirkan dalam keadaan normal.

Namun kadang kala  hal-hal yang tidak di inginkan terjadi semisal gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang mengakibatkan kualitas hidup anak kurang baik.salah satu penyebabnya adalah hipotiroid kongenital ( HK ).

Indonesia angka kejadian hipoteroid congenital (HK) cukup tinggi yaitu 1 dari 2.700 kelahiran hidup bayi berpotensi mengalami hipoteroid congenital dengan angka kelahiran 5 juta per tahun. Berarti ada 1.600 bayi dengan hipotiroid congenital lahir setiap tahunnya di Indonesia. Sayangnya 70 persen penderita hipotiroid terdektesi ketika sudah berusia lebih dari satu tahun.

Hipotiroid kongenital adalah suatu kondisi dimana bayi yang baru lahir tidak mampu memproduksi hormon tiroid dengan adekuat. Hipotiroid kongenital merupakan kelainan kongenital hormon (endokrin) yang paling sering terjadi dan juga merupakan salah penyakit kongenital yang paling sering dikaitkan dengan kejadian retardasi mental pada anak yang dapat dicegah.

Adapun tanda dan gejalanya adalah: Saat lahir, 90% bayi tidak bergejala, tampak sebagai bayi normal. Bila ada, gejala tidak khas sulit dikenali. Apabila gejala di bawah ini sudah tampak jelas, berarti telah terjadi retardasi mental : Aktifitas menurun – lethargi, Hipotoni, Mudah tersedak, Suara serak, Lidah tebal (macroglosi),Ubun-ubun melebar, Hernia umbilikalis, Konstipasi, Perut buncit, Intoleransi dingin, Miksedema.

Adapun dampak dari hipotiroid congenital adalah: Terhadap anak (bayi akan mengalami kecacatan yang sangat merugikan kehidupannya, dan mengalami gangguan perkembangan mental terbelakang yang tidak bisa dipulihkan).

 Terhadap keluarga (mendapat dampak ekonomi maupun secara psikososial, anak dengan retardasi mental akan membebani keluarga secara ekonomi karena harus mendapat pendidikan dan pengawasan khusus, secara psikososial keluarga akan lebih rentan terhadap lingkungan sosial karena malu dan menjadi stigma dalam keluarga dan masyarakat).

Terhadap negara (negara akan menanggung beban biaya pendidikan maupun pengobatan terhadap kurang lebih 1600 bayi dengan hipotiroid kongenital setiap tahun. Dan negara akan mengalami kerugiansumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan bangsa). Dampak hipotiroid congenital bisa berlaku seumur hidup sebanyak 50 persen terlambat terdiagnose kebanyakan anak memiliki IQ kurang dari 90 kejadian hipotiroid sebetulnya bisa dicegah sejak dini.

Pencegahan dan sebagai upaya deteksi awal saat kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin dan teratur, dan pemeriksaan dilakukan di trimester 1 dan trimester 3.

Dan  oleh karena itu wajib dilakukan skrining pada bayi baru lahir sebaiknya dilakukan 48-72 jam setelah bayi lahir dilakukan cek scriening hipotiroid congenital (SHK), jika tidak terdeteksi sejak dini, kondisi hipotiroid congenital terlambat diperbaiki karena otak anak terlanjur rusak dan pengobatan  juga sudah terlambat.

Nah, dengan dilakukan skrining lebih awal harapannya segera bisa di berikan intervensi pengobatan dengan begitu pertumbuhan dan perkembangan anak akan berjalan normal dan bisa melewati “ GOLDEN PERIOD secara ideal di satu bulan pertama kehidupan”. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry