
Berda Asmara, SPd, MPd – Dosen S1 PGPAUD
DUNIA anak-anak itu memang unik, penuh dengan kejutan, dinamik, ingin tahunya sangat tinggi, selalu mengeksplorasi.
Dunia anak adalah dunia bermain, bermain sambal belajar, belajar seraya bermain, selalu berkembang seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak itu sendiri.
Dunia anak penuh dengan warna, maka akan banyak suka duka yang dihadapi tingkah polah anak-anak.
Kondisi ini sangat disayangkan apabila dilewatkan bagitu saja, tidak diisi dengan bimbingan dan pengarahan yang baik kepada mereka. Nikmatilah masa-masa yang indah bersama anak-anak, karena masa anak-anak itu tidak akan terulang kembali. Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari.
Info Lebih Lanjut Buka Website Resmi Unusa
Perlu diketahui oleh semua pihak, aspek yang terkait dengan pemahaman dunia anak terutama orang tua dan guru dalam memberikan pelayanan, pengarahan dan bimbingan serta pendidikan kepada anak.
Anak Suka Meniru, Perlakuan orang dewasa dan pola asuh pada anak bersifat konsisten. Keadaan rumah kita memperlihatkan betapa konsistensi, perlakuan orang dewasa dan sikap terhadap anak tidak selalu mudah diupayakan.
Kita dapat menunjukkan peran yang lebih besar dari orang dewasa lain di rumah. Tidak ada salahnya jika kita ikut terlibat dalam aktivitas bermain bersama anak, baik sebagai pengawas, pengmat, dan pendidik.
Ambil inisiatif mengenalkan rambu-rambu bila mereka sedang bermain, meluruskan perilaku mereka yang tidak sesuai dengan aturan dengan cara menasihati, mencegah dan melarang dengan cara yang baik yang sesuai dengan pemahaman bahasa anak.
Bila mereka sudah pandai berkomunikasi secara lisan, jelaskan pada mereka mengapa hal tersebut dilarang tidak boleh dilakukan. Beri mereka pujian untuk perilaku yang baik.
Sediakan waktu untuk membacakan cerita sambil memasukkan pesan-pesan moral yang mereka perlukan dalam hidup mereka di lingkungannya. Sehingga kita akan “menyelematkan” anak kita dari kemungkinan berkembangnya perilaku yang tidak baik (buruk).
Dunia anak adalah dunia bermain, setiap permainan anak ada tata cara atau peraturan yang sudah ditentukan dari turun-temurun, komitmen terhadap aturan main, menuntut sikap sportif, ada pemenang ada pula kalah, dalam permainan itu ada berlaku pola hukum penghargaan dan sanksi, serta semua itu berada pada posisi proses berlatih menuju puncak prestasi.
Banyak hikmah yang dapat diambil dari permainan-permainan anak ini, terutama bagi pembentukan sikap mental dan nilai-nilai kepribadian anak. Misalnya :
1) melalui bermain anak belajar menyadari keteraturan, peraturan dan berlatih menjalankan komitmen yang dibangun dalam permainan tersebut.
2) anak dapat belajar menyelesaikan masalah dari kesulitan yang terendah hingga tertinggi.
3) anak dapat berlatih sabar menunggu giliran, setelah temannya menyelesaikan permainannya.
4) anak dapat berlatih bersaing dan membentuk motivasi dan harapan untuk hari esok yang akan ada peluang memenangkan permainan.
5) anak sejak dini belajar menghadapi risiko kekalahan yang dihadapi dalam suatu permainan.
Anak Adalah Kreatif, Dunia anak adalah dunia kreativitas
Sebuah dunia yang membutuhkan ruang berpikir, ruang gerak, dan ruang emosional yang terbimbing dan cukup memadai, sehingga ketiga potensi dasar tersebut dapat mengantarkan anak menapaki tangga kedewasaan.
Dunia kreativitas juga melibatkan interaksi otak, perasaan dan gerak terhadap sesama, dengan itu anak mengenal sesuatu yang disenangi atau yang tidak disenangi.
Kenali Karakter Anak, Setiap anak itu unik, kita tidak perlu membanding-bandingkannya dengan anak yang lain. Yang perlu kita lakukan adalah membantu mengenali potensi anak dan mengarahkannya. Tidak ada salahnya memberi reward pada anak, seperti pujian, hadiah dan lain sebagainya.
Pahamilah Dunia Anak, Sebagai orang tua dan pendidik harus dekat dengan kehidupan anak, orang tua memegang peranan penting dalam membantu penyelesaian masalah putra-putrinya. Untuk itu, orang tua perlu memahami dunia anak secara komprehensif dari berbagai karakteristik anak.
Pemahaman tentang dunia anak merupakan suatu awal keberhasilan dalam mencapai pendidikan. Seorang pendidik dituntut memahami anak sebagai individu yang unik, dimana setiap anak dilihat sebagai individu yang memiliki potensi-potensi yang berbeda satu sama lain. *