MALANG | duta.co – Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Malang UNISMA kembali menggelar Webinar Series. Kali ini bertema “How To Organize Financial Planning for Millenials”, yakni pentingnya pengelolaan keuangan untuk kaum muda agar tak boros, tapi justru mendatangkan pendapatan.
Dekan FEB UNISMA, Nur Diana dalam sambutannya mengatakan pandemi ini memunculkan berbagai problem perekonomian. Di antaranya pendapatan bulanan berkurang, banyaknya PHK, serta pembatasan kegiatan di luar rumah. Maka penggunaan teknologi menjadi jalan keluar untuk mempermudah aktivitas. Seperti untuk berbelanja, pesan antar makanan dan barang.
“Permasalahan muncul ketika seseorang tidak mampu mengendalikan hawa nafsu mengeluarkan banyak uang. Tanpa mempertimbangkan terlebih dahulu keadaan finansial dan kebutuhannya,” ungkap Diana.
Sumber permasalahannya adalah sifat boros atau perilaku konsumtif bagi kalangan Millenial. Maka financial planning dapat menjadi salah satu solusi dari permasalahan tersebut. Ilmu ini sangat penting untuk dipelajari dan terapkan, terutama untuk generasi muda.
Perencanaan keuangan yang benar, seperti membuat anggaran, menabung untuk dana darurat, berinvestasi, menyiapkan biaya untuk masa pensiun dapat membantu generasi millennial untuk menata masa depan lebih cerah.
“Webinar series ini sangat cocok untuk millennial, karena melihat kaum muda sering bertransaksi online. Tentunya kaum millenial diharapkan dapat mengendalikan hawa nafsunya melalui financial planning ini,” ujar Diana.
FEB Unisma melalui Webinar Financial Planning ini tidak hanya memberikan wawasan dan Skill bagi mahasiswa tetapi juga masyarakat umum. Diharapkan transfer knowledge ini dapat memberikan kebermanfaatan bagi semua kalangan.
Sementara itu Peny Rahmadani selaku Investmen Specialist PT. Indo Premier Sekuritas mengulas financial planning. Mulai dari piramid yang di dalamnya berisi cashflow, dana darurat, asuransi, dan pensiun.
Menurutnya pada masa pandemi ini penting sekali perencanaan keuangan, khususnya mahasiswa. Menurutnya kaum millenial memahami resiko yaitu low impact dan high impact yang di mana low impact merupakan mitigasi resiko dana darurat sedangkan high impact merupakan mitigasi asuransi.
Dalam perencanaan keuangan kaum millenial dapat mengalokasikan melalui Investasi di Pasar Modal, Tabungan, Deposito, Logam Mulia, dan RDPU. Di sisi lain, Peny juga menjelaskan Risk and Return. Di mana penempatan dana atau penukaran uang dengan bentuk kekayaan lain yang diharapkan dapat memperoleh penghasilan dan atau meningkatkan nilai investasi.
Investmen Specialist PT. Indo Premier juga mengatakan, bahwa penundaan konsumsi dari masa sekarang untuk masa yang akan datang, mengandung resiko. Maka dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut, dalam bentuk keuntungan.
Webinar ini digelar secara luring dan daring. Selain menghadirkan Peny Rahmadani, hadir pula Kepala Kantor Perwakilan BEI Jawa Timur, Dewi Sriana Rihantyasni. Acara ini diselenggarakan oleh Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia FEB UNISMA. (dah)