“Apakah Gus Dur tahu semua itu? Jelas tahu, bahkan (saat itu) pihak keamanan minta izin pada Gus Dur untuk nangkepin (menangkap) mereka yang melakukan persongkolan  makar, tetapi, apa kata Gus Dur? Beliau tak mau main tangkap.”

Oleh : Mukhlas Syarkun

BANYAK pihak perlu diklarifikasi. Meski sebenarnya semua pihak paham, siapa saja yang berkepentingan di balik penjatuhan Gus Dur? Begitu juga soal motivasi dan aktor intelektualnya.

Namun, penemuan dokumen yang kemudian menjadi  dasar penulis buku Menjerat Gus Dur, semakin haqul yakin, siapa pengkhianat terhadap negeri ini, dan mereka seharusnya meringkuk dalam penjara atau layak digantung di Monas untuk jadi pengajaran bersama.

Mengapa mereka masuk kategori pengkhianat negara? Karena telah melakukan kebohongan publik, memfitnah untuk menistakan seorang pemimpin (Presiden Gus Dur)  yang sedang berjuang keras agar NKRI tetap utuh. Mereka tidak membantu Gus Dur, tapi, sebaliknya, malah mengganggu. Betapa jahat kelakuan mereka ini.

Lihatlah kemudian! Negeri ini diserahkan pada rezim yang, ternyata membuat Simpadan-Ligitan lepas, aset aset strategis bangsa ini berubah pemilik, asing. Pengkhianatan berjamaah ini juga menjarah uang negara.

Mengapa mereka pantas disebut pengkhianat? Karena Gus Dur sedang meletakkan pondasi politik, hukum dan ekonomi, agar bangsa ini menuju bangsa Indonesia yang adil dan makmur, tetapi mereka menjegalnya di tengah jalan, jatah waktu yang diberikan oleh konstitusi lima tahun, dirampas di tengah jalan.

Mengapa mereka pantas disebut pengkhianat? Sebab rela mengeluarkan uang untuk memborong dolar, agar bangsa ini kolaps. Mengeluarkan uang triliunan untuk membuat huru hara, dan waktu yang sama mengopinikan seolah-olah Gus Dur korupsi, padahal mereka inilah yang getol menyingkirkan Gus Dur agar leluasa korupsi, karena Gus Dur akan menerapkan pembuktian terbalik.

Beliau Tak Mau Main Tangkap

Mengapa mereka pantas disebut pengkhianat? Sebab membuat opini seolah-olah Gus Dur gagal, padahal faktanya Gus Dur lah yang mampu mengurangi angka kemiskinan 5% dan mempersempit  jurang kaya dan miskin, pertumbuhan ekonomi dari minus tiga persen menjadi plus  empat persen, Bulog yang selalu rugi menjadi untung petani, ekspor naik , gaji pegawai naik.

Mengapa mereka pantas disebut pengkhianat? Karena menjatuhkan seorang pemimpin yang membuat bangsa ini naik kelas sebagai negara mayoritas muslim yang amalkan demokrasi. Kelakuan mereka ini sangat biadab. Hukum dan politik di negeri ini, harus bisa menyelesaikan kebiadaban tersebut.

Apakah Gus Dur tahu semua itu? Jelas tahu, bahkan (saat itu) pihak keamanan minta izin pada Gus Dur untuk nangkepin (menangkap) mereka yang melakukan persongkolan  makar, tetapi, apa kata Gus Dur? Beliau tak mau main tangkap.

Gus Dur hanya bilang: “Biar sejarah yang akan membuktikan.” Begitu mulia Gus Dur, dan menjadi wajar kalau kemudian, tiap hari ribuan orang ziara di makam Gus Dur dan mendoakannya sebagai bukti kecintaan pemimpin yang menghabiskan hidupnya berjuang untuk kemajuan rakyat bangsa dan negaranya.  Alfatihah..

Jakarta 30 Desember 2019

Mukhlas Syarkun

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry