Penguatan Self-Management, Coaching untuk Meningkatkan Kualitas Perawatan Diri Penderita DM

Ratna Yunita Sari, S.Kep. Ns., M.Tr. Kep.
Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)

DIABETES Mellitus (DM) merupakan tantangan kesehatan masyarakat yang semakin nyata, dengan jumlah penderita yang terus meningkat setiap tahunnya di Indonesia. Salah satu masalah utama adalah rendahnya tingkat perawatan diri yang dilakukan oleh penderita, sehingga mereka rentan mengalami komplikasi yang memperburuk kualitas hidup.

Penguatan self-management atau pengelolaan diri menjadi solusi krusial untuk memberdayakan penderita agar mampu mengelola penyakitnya secara mandiri dan efektif.

Pengabdian masyarakat bertema “Penguatan Self-Management Melalui Coaching untuk Meningkatkan Kualitas Perawatan Diri Penderita Diabetes Mellitus” yang dilaksnakan di RT 06 Kelurahan Wonokromo mengajarkan pentingnya Masyarakat terutama yang menderita DM untuk mengatur penyakitnya melalui perubahan perilaku dan keputusan sehari-hari terkait gaya hidup, pola makan, aktivitas fisik, serta pemantauan kadar gula darah.

Manfaat self-management antara lain:  

* Meningkatkan kontrol gula darah
* Mengurangi risiko komplikasi
* Meningkatkan kemandirian dan kualitas hidup penderita yang didampingi oleh coaching.

Coaching merupakan proses pendampingan individu secara terstruktur untuk menemukan potensi diri, menetapkan tujuan, serta mengembangkan strategi untuk mencapai perubahan positif.

Dalam konteks DM, coaching berperan dalam: Menjadi fasilitator perubahan perilaku sehat . Memberikan motivasi dan dukungan psikososial. Membantu penderita menetapkan tujuan perawatan diri yang realistis. Meningkatkan kepatuhan terhadap pengobatan dan perubahan gaya hidup.

Tahapan Coaching Self-Management yang diajarkan kepada masayarakat terutama bagi bagi Penderita DM ada beberapa bagian:

1.      Assessment: Identifikasi kebutuhan, tantangan, dan pola perawatan diri pasien.

2.      Edukasi: Pemberian pengetahuan mengenai DM, komplikasi, serta pentingnya perawatan diri (nutrisi, olahraga, pengobatan, monitoring gula darah).

3.      Penetapan Tujuan: Bersama pasien, tentukan tujuan spesifik dan terukur (misal: menurunkan HbA1c, rutin berolahraga).

4.      Perencanaan Aksi: Susun strategi dan langkah konkrit untuk mencapai tujuan, termasuk kegiatan harian.

5.      Evaluasi dan Refleksi: Tinjau capaian secara berkala, diskusikan hambatan dan solusi bersama coach.

Dari hasil pengabdian Masyarakat dari Pelaksanaan coaching self-management terbukti: pemahaman serta motivasi penderita dalam melakukan perawatan diri, meningkatkan kepatuhan terhadap diet, pengobatan, dan aktivitas fisik. mengurangi angka komplikasi dan kunjungan ke fasilitas kesehatan akibat DM yang tidak terkontrol.

Program pengabdian masyarakat melalui coaching tidak hanya meningkatkan kepatuhan dan hasil kesehatan, tetapi juga memberdayakan penderita untuk lebih mandiri dan optimis dalam mengelola penyakit kronis yang mereka jalani. *