Handayani, dr.M.Kes
Dekan dan Dosen Fakultas Kedokteran (FK)

OBAT-obatan memegang peranan penting dalam menjaga kesehatan masyarakat. Namun, penggunaannya yang tidak tepat dapat menimbulkan risiko kesehatan serius, seperti efek samping, resistensi obat, hingga keracunan.

Karena itu, regulasi yang jelas dan edukasi tentang penggolongan obat menjadi sangat penting untuk memastikan penggunaannya yang bijak dan aman.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa 
Menurut peraturan perundang-undangan di Indonesia, obat-obatan digolongkan berdasarkan tingkat pengawasan dan risikonya sebagai berikut :

1. Obat Bebas

* Obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter, seperti parasetamol atau vitamin C.

* Umumnya digunakan untuk keluhan ringan dan tidak memerlukan pengawasan ketat.

* Ditandai dengan logo lingkaran hijau.

2. Obat Bebas Terbatas

* Penggunaannya memerlukan kewaspadaan lebih dibanding obat bebas.

* Contoh: dekongestan untuk pilek.

* Memiliki tanda lingkaran biru dengan garis tepi hitam.

3. Obat Keras

* Hanya dapat diperoleh dengan resep dokter.

* Contoh: antibiotik, obat antidepresan.

* Ditandai dengan logo lingkaran merah dengan huruf K di dalamnya.

4. Obat Narkotika dan Psikotropika

* Penggunaannya diatur secara ketat karena potensi ketergantungan dan penyalahgunaan.

* Contoh: morfin, diazepam.

Pentingnya Regulasi Penggunaan Obat

Regulasi bertujuan untuk melindungi masyarakat dari bahaya penggunaan obat yang tidak rasional. Beberapa langkah penting dalam regulasi meliputi :

1. Pengawasan Distribusi

* Memastikan obat-obatan hanya tersedia di fasilitas resmi seperti apotek.

* Mencegah peredaran obat palsu atau kadaluwarsa.

2. Edukasi Publik

* Memberikan informasi tentang cara membaca label obat, indikasi, kontraindikasi, dan efek samping.

* Kampanye mengenai bahaya membeli obat tanpa resep atau dari sumber tidak terpercaya.

3. Resep Elektronik

* Meminimalkan risiko kesalahan dalam pemberian obat dengan menggunakan sistem resep berbasis teknologi.

4. Pengawasan Penggunaan Antibiotik

* Mengatasi masalah resistensi antibiotik melalui kebijakan penggunaan hanya dengan resep dan edukasi masyarakat.

Peran Masyarakat

Sebagai pengguna akhir, masyarakat memegang peranan penting dalam mendukung keberhasilan regulasi ini. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah :

* Mematuhi aturan pemakaian obat sesuai petunjuk dokter atau apoteker.

* Tidak berbagi obat dengan orang lain, meskipun gejalanya serupa.

* Melaporkan efek samping obat ke otoritas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.

Kesimpulan

Regulasi penggolongan obat dan penggunaannya adalah langkah krusial untuk melindungi kesehatan masyarakat. Dengan sinergi antara pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan penyalahgunaan obat dapat diminimalkan dan kesehatan publik terjaga. Masyarakat pun diimbau untuk lebih bijak dan bertanggung jawab dalam menggunakan obat-obatan demi mewujudkan Indonesia yang lebih sehat. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry