Proyek fasilitas pengolahan gas di Kecamatan Ngasem Duta/Reinno Pareno

BOJONEGORO | duta.co  Rekanan lokal (CV, red) yang berdomisili di ring satu proyek infrastruktur pengolahan gas Jambaran di Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro, menuding tidak transparannya sikap dari PT Rekayasa Industri (Rekind) sebagai kontraktor dari lapangan gas Jambaran yang dioperatori Pertamina Eksplorasi Produksi Cepu (PEPC).

“Diduga proses lelang, tender atau penunjukan proyek atau apalah namanya atas pengerjaan fasilitas di lahan pengolahan gas sangat sarat penyimpangan. CV kamipun sudah lengkap persyaratan dan dukomen bekerja. Tapi tidak pernah diundang. Padahal kami warga yang berdekatan dengan lokasi proyek,” kata Heri Sucipto selaku pemilik CV, Senin (19/08/2019)

Selain itu, juga sangat kuat dugaan bahwa pekerjaan proyek yang luas lahannya mencapai 250 hektar itu telah diarahkan kepada rekanan tertentu atau sering disebut dengan rekanan titipan. Dikarenakan, ada sejumlah rekanan dari luar daerah yang bekerja di dalam proyek.

Disebutkan pengerjaan proyek yang dimulai Januari 2018 itu telah dua kali pihaknya menemui menejemen PT Rekind, dalam pertemuan itu  dijanjikan pekerjaan. Namun hingga memasuki akhir Agustus 2019 ini janji tinggal janji. Ditanya tentang proses mendapatkan pekerjaan, dia tidak tahu. Dikarenakan PT Rekind tertutup. Semestinya, digelar sosialisasi atau lelang pekerjaan terbuka  diikuti rekanan lokal.

“Tapi tidak pernah dilakukan PT Rekind sekalipun,” tegasnya.

Terpisah rekanan lokal lainnya di Kecamatan Ngasem Dwi Cahyono berharap kepada PT Rekind untuk melibatkan rekanan lokal. Dikarenakan pekerja dari rekanan lokal adalah pemuda dari desa sekitar proyek. Apalagi saat ini pekerjaan di dalam lahan pengolahan gas yang ada tidak membutuhkan keahlian dalam gas. Sehingga dapat dikerjakan oleh tenaga maupun rekanan lokal. Diantaranya, pemasangan pipa, pendirian gudang, pembuatan akses jalan dan lain lain.

“Kami tidak kalah dengan rekanan luar daerah, tapi jangan diminta bukti pengalaman bekerja di proyek migas. Karena kami baru mau mulai bekerja, kapan lagi kami berpengalaman. Apabila selalu ditolak untuk terlibat bekerja di proyek infrastruktur pengolahan gas yang lokasinya ada di desa kami sendiri,” tegasnya.

Menurutnya, sebagai warga lokal merasa sangat dirugikan. Hal itu dikarenakan hanya menjadi penonton dibalik mega proyek yang berlokasi di desanya sendiri. Saat dikonfirmasi menejemen PT Rekind Zaenal tidak berada di lokasi pengerjaan proyek. Dari keterangan pekerja di lokasi, bosnya tidak ada di lokasi sejak pagi. Dihubungi melalui sambungan whatappsnya juga tidak diangkat dan dijawab.”Kalau PT Rekind tetap seperti patung tidak memperhatikan warga lokal, dipastikan akan terjadi kekecewan dan ketidaktenangan warga,” kata Lasiman Edi Saputro, tokoh warga di sana. rno

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry