Bupati Ipuk saat menunjukkan buku karya Asma Nadia ditemani sang pangarangnya. DUTA/ags

BANYUWANGI | duta.co – Penulis Asma Nadia ‘kepincut’ dengan pesona Banyuwangi. Itulah mengapa Kota Gandrung itu dijadikan lokasi syuting film yang diadaptasi dari bukunya, Anak Penangkap Hantu.

Pesona Banyuwangi semakin memikat penulis ‘Emak Ingin Naik Haji’ itu setelah selama seminggu, Nadia berada di Banyuwangi untuk syuting film Anak Penangkap Hantu itu.

Hal itu dia ungkapkan saat bertemu Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di Pendopo Sabha Swagata Blambangan, Kamis (16/6/2022).

“Saya jalan kaki dari hotel ke sini (Pendopo). Pedestriannya nyaman. Bersih. Tidak ada kaki lima dan kendaraan parkir sembarangan,” ungkap Asma.

Film yang bercerita tentang anak-anak Indonesia itu menunjuk Jose Poernomo sebagai penulis skenario dan sutradar dengan pemain antara lain Adhiyat, Muzakki Ramadhan dan Giselle Tambunan serta Adinda Thomas, Andi Boim, Sujiwo Tejo dan Verdi Solaiman. “Kami ingin mengeksplorasi keindahan Banyuwangi. Syutingnya full di sini,” terang Nadia.

Dalam kesempatan tersebut, Asma Nadia yang didampingi produser MNC Pictures, Emilka, banyak mendiskusikan tentang perkembangan film tanah air.

“Kita bertekad untuk membuat film berkualitas bagus, namun sarat dengan nilai-nilai edukasi. Menurut kami, ini bagian dari menjaga anak-anak bangsa ini,” ungkapnya.

Sementara itu, Bupati Ipuk Fiestiandani mengapresiasi langkah Asma Nadia dalam membuat film di Banyuwangi. Hal ini menurutnya bagian dari upaya promosi daerah.

“Film menjadi salah satu instrumen yang efektif untuk promosi daerah. Angkor Wat di Kamboja melejit setelah menjadi lokasi syuting ‘Tomb Raider’. Ubud pun langsung nge-tren karena jadi latar film ‘Eat Pray Love’. Kepada teman-teman pelaku film, Banyuwangi sangat terbuka sebagai destinasi syuting,” ujar Ipuk.

“Banyuwangi punya segudang potensi. Tempatnya bersejarah. View-nya indah. SDM-nya lengkap termasuk di sini banyak anak-anak muda kreatif,” imbuh Ipuk.

Bupati Ipuk berterima kasih kepada Asma Nadia dan tim yang berkenan syuting di Banyuwangi. “Semoga nanti bisa syuting lagi di sini atau bahkan menuliskan karya khusus tentang kekayaan budaya kami di Banyuwangi,” ungkap Ipuk.

Lebih jauh Ipuk juga menyampaikan bahwa ada banyak hal yang didiskusikan dengan penulis prolifik tersebut. Khususnya, tentang dunia perfilman yang mulai semarak di Banyuwangi. Mulai mengangkat nilai dan kultur lokal dalam sebuah festival film, hingga bagaimana melibatkan sineas lokal hingga talent-talent lokal saat suting di Banyuwangi.

“Karena Banyuwangi ini sudah mulai jadi alternatif para film maker sebagai lokasi suting. Imejnya, kalau mau suting tentang hutan di Jawa, yang ada di pikiran kita adalah Banyuwangi dengan segala lansekap yang ada. Ada pantai, sawah terasiring, juga warga lokalnya,” terang Emilka. ags

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry