SURABAYA I duta.co – Belum disebutkannya siapa nama calon walikota dan calon wakil walikota Surabaya oleh Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Timur, Anwar Sadad beberapa hari lalu, menyisakan beragam spekulasi.
Beredar kabar, saat ini, DPP masih mengumpulkan dan menjaring sejumlah tokoh potensial untuk disiapkan menjadi kandidat walikota atau wakil walikota pesaing Eri Cahyadi dan Armuji.
“Pak Dasco (Sufmi Dasco) – Ketua Harian DPP Partai Gerindra – memang pernah menyebut akan mempersiapkan nama Mas Dhani ( Ahmad Dhani ) beberapa hari lalu,” ungkap sumber terpercaya di DPP Partai Gerindra.
Tapi, hingga berita ini diturunkan, Ahmad Dhani dikabarkan belum antusias merespon usulan tersebut. Dhani, panggilan akrab Ahmad Dhani dikabarkan masih ragu menjadi kontestan di Pilkada Surabaya.
“Masih belum final,” kata sumber ini tanpa merinci apa alasan Dhani tidak segera mengiyakan usulan tersebut.
Apa ( Dhani ) takut kehilangan kursinya ( kursi DPR RI ) nya?” Saya tidak tahu persis. Yang jelas nama Dhani masih belum final l,” jawab sumber yang pada pileg Februari 2024 lalu kembali terpilih menjadi anggota DPR RI ini.
Masih menurut sumber yang biasanya mendapat tugas memelototi rekam jejak kandidat ini, di luar Dhani masih ada beberapa nama potensial yang sudah dimonitor DPP untuk menjadi kandidat, baik sebagai calon walikota maupun calon wakil walikota.
Kalau dari internal, terang sumber ini, mungkin sudah banyak yang menduga. Tapi, ada figur potensial dari luar Partai Gerindra yang juga masuk radar penjaringan partai.
“Figurnya perempuan. Dia kuat di kalangan muslimat NU, baik di Surabaya maupun Jawa Timur,” ungkap sumber terpercaya ini tanpa menyebut inisial perempuan tersebut.
Sementara itu, pengamat politik dari Universitas Airlangga Surabaya, DR Airlangga Pribadi Kusuma menilai peluang kandidat perempuan pada Pilkada Kota Surabaya memang sangat terbuka.
Hanya dia mensyaratkan, perempuan tersebut harus memiliki jejaring kuat di organisasi yang memiliki pengaruh di masyarakat
“Sangat terbuka peluang perempuan, terutama di Pilkada Surabaya. Asal, syaratnya dia harus memiliki jejaring kuat di organisasi. Baik di tataran elit maupun grassroot,” terang Airlangga Pribadi, Rabu ( 29/5 ).
Dalam pandangannya, ketokohan perempuan, selain bisa menjadi magnit bagi para pemilih, juga akan menjadi faktor penentu kemenangan seorang kandidat.
“Syaratnya ya itu tadi, bukan hanya tokoh. Tapi dia bisa menjahit relasi struktural dan kultural,” kata Airlangga menegaskan.
Besarnya peluang perempuan dalam Pilkada Surabaya juga akan sangat dipengaruhi oleh rekam jejaknya.
Karena bagaimanapun, lanjut Airlangga, dinamika politik yang keras, tak jarang menjadi alat bagi para kontestan dan timnya untuk saling menjatuhkan demi meraih kemenangan.
“Jadi rekam jejaknya harus diperhatikan. Siapapun kandidatnya. Kalau abu-abu, apalagi hitam, mending minggir dulu,” sindir Airlangga.
Karena itu, sudah sangat tepat, jika Partai Gerindra mempersiapkan kandidat calon kepala daerah atau calon wakil kepala daerah di Surabaya dari tokoh perempuan. “Pasti sangat besar pengaruh dan peluangnya,” pungkas Airlangga.
Terpisah, pengamat politik DR. Suko Widodo juga menilai pentingnya kehadiran calon pemimpin perempuan di Surabaya.
Selain menjadi representasi pemilih perempuan yang jumlahnya cukup besar, kehadiran calon pemimpin perempuan juga lebih bisa memahami naluri sesama gender.
“Perempuan itu tentu akan lebih mudah memahami naluri perempuan. Dan dalam banyak hal, kehadiran pemimpin perempuan sangat dibutuhkan,” kata Suko Widodo. (zi)