Devyana Dyah Wulandari, S.Si, M.Si
Dosen Fakultas Kesehatan (FKes)

ZAT toksik atau yang biasa disebut sebagai zat beracun adalah zat yang dapat menjadi racun atau menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan. Produk yang kita gunakan sehari-hari, seperti pembersih rumah tangga, obat resep dan obat bebas, bensin, alkohol, pestisida, bahan bakar minyak dan kosmetik, juga bisa menjadi racun.

Bahan kimia apa pun bisa menjadi racun atau berbahaya dalam kondisi tertentu. Beberapa bahan kimia dinyatakan berbahaya karena sifat fisiknya seperti mudah meledak, mudah terbakar, atau mudah bereaksi dengan bahan kimia lainnya. Karena bahan kimia bisa menjadi racun, penting untuk memahami pengaruhnya terhadap kesehatan.

Paparan zat toksik disebabkan oleh kontaminasi bahan kimia berbahaya dan zat yang menimbulkan kekhawatiran yang mungkin sangat beracun atau terakumulasi dalam organisme hidup. Bahan-bahan tersebut mencakup polutan mikro anorganik dan organik seperti logam berat, arsenik, sianida, minyak dan senyawanya, trihalometana, polisiklik aromatik hidrokarbon, zat per dan polifluoroalkil, surfaktan, bifenil, fenol, pestisida, haloalkana, pengganggu endokrin, obat-obatan, bahan-bahan tertentu dalam produk perawatan pribadi, dll.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa 

Seperti yang diketahui bahwa seseorang dapat terpapar oleh zat kimia berbahaya melalui inhalasi (nafas), penetrasi melalui kulit, maupun tertelan secara sengaja maupun tidak. Menghirup (menghirup) gas, uap, debu atau kabut merupakan jalur paparan yang umum. Bahan kimia dapat masuk dan mengiritasi hidung, saluran udara, dan paru-paru.

Mereka dapat disimpan di saluran udara atau diserap oleh paru-paru ke dalam aliran darah. Darah kemudian dapat membawa zat-zat tersebut ke seluruh tubuh. Menelan melalui makanan, minuman atau zat lain adalah cara paparan yang umum terjadi.

Bahan kimia yang masuk ke dalam kedalam tubuh melalui pencernaan (tertelan) seperti pada makanan, rokok, atau bahan asing. Anak-anak berisiko lebih besar tertelan zat-zat seperti pada debu atau tanah karena mereka sering memasukkan jari atau benda lain ke dalam mulutnya. Logam timbal dalam serpihan cat adalah contoh sumber toksikan.

Zat tersebut dapat diserap ke dalam darah dan kemudian diangkut ke seluruh tubuh. Kontak langsung (menyentuh) dengan kulit atau mata juga merupakan jalur pemaparan. Beberapa zat diserap melalui kulit dan masuk ke aliran darah. Kulit yang rusak, terpotong atau pecah-pecah akan membuat zat lebih mudah masuk ke dalam tubuh.

Rute pemaparan dapat menentukan apakah suatu zat beracun mempunyai efek atau tidak. Menghirup atau menelan timbal dapat menimbulkan dampak kesehatan, namun menyentuh timbal tidak berbahaya karena timbal tidak diserap melalui kulit. Meskipun bahan kimia yang kita gunakan atau terpapar setiap hari bisa menjadi racun, anda dapat melindungi diri sendiri dan keluarga dari paparan bahan kimia.

Betapapun beracunnya suatu zat, jika Anda tidak terpapar zat tersebut, hal tersebut tidak akan berdampak pada kesehatan Anda.

Adapun beberapa cara untuk mengurangi dampak paparan bahan kimia berbahaya antara lain :

– Membaca label dengan cermat dan ikuti petunjuknya ketika menggunakan suatu produk

– Gunakan ventilasi untuk pertukaran udara segar ke dalam rumah atau tempat kerja,

– Saat menggunakan bahan kimia yang kuat, buka pintu dan jendela

– Gunakan sarung tangan pelindung yang sesuai saat menangani bahan kimia

– Simpan bahan kimia dengan aman dan jauh dari jangkauan anak-anak

– Beri label pada semua wadah dan jangan simpan cairan dalam wadah rumah tangga yang biasa digunakan seperti botol soda atau kaleng makanan

– Jika pakaian menjadi kotor saat menangani bahan kimia, gantilah pakaian tersebut sesegera mungkin untuk mengurangi paparan

– Jika Anda harus menggunakan bahan beracun, belilah secukupnya saja agar bahan yang tersisa untuk disimpan atau dibuang akan lebih sedikit.

Untuk mengurangi dampak paparan zat kimia berbahaya, maka diperlukan alat pendeteksi zat kimia berbahaya seperti logam berat yang dapat digunakan oleh masyarakat luas. Dengan mengacu pada reaksi secara kimiawi antara zat toksik dari golongan logam berat dengan suatu ligan (agen pengompleks) menghasilkan suatu senyawa kompleks berwarna, dapat digunakan sebagai dasar pengembangan kit deteksi logam.

Hingga saat ini masih terus dikembangkan pembentukan warna spesifik yang terbentuk antara logam dengan agen pengompleks untuk mencari selektifitas sehingga mampu membedakan logam satu dengan yang lain. *

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry