SURABAYA | duta.co – Pada 26 September 2023, Bursa Efek Indonesia (BEI) meluncurkan inisiatif ESG (Environmental, Social, Governance). Kebijakan ini sebagai langkah penting untuk mendorong perusahaan emiten berperan aktif dalam menjaga lingkungan, sosial dan tata kelola.
ESG semakin menjadi isu krusial secara global, seiring dengan meningkatnya kesadaran investor tentang dampak perusahaan terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan sosial.
Ignatius Denny Wicaksono, Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 2 BEI, menjelaskan ESG terdiri dari tiga faktor utama yang digunakan untuk mengukur keberlanjutan dan dampak etika suatu perusahaan.
“Faktor Environmental mencakup isu-isu seperti perubahan iklim, pemanfaatan sumber daya alam, dan pengelolaan limbah. Aspek Sosial berfokus pada hak-hak pekerja, kesejahteraan masyarakat, dan hak asasi manusia. Sementara itu, Tata Kelola (Governance) menekankan pada struktur manajemen, transparansi, etika bisnis, dan pengelolaan risiko,” terang Denny saat acara Penerapan ESG di Pasar Modal dan Pengenalan IDX Carbon di Surabaya, Kamis (10/10/2024).
Denny menambahkan bahwa penerapan ESG bagi perusahaan emiten bukan sekadar kewajiban, tetapi juga dapat memberikan manfaat signifikan. Salah satu keuntungan utamanya adalah peluang untuk menarik minat investor yang tinggi terhadap perusahaan yang menunjukkan kinerja ESG baik.
Investor kini lebih mencari portofolio yang berkelanjutan dan etis, sehingga perusahaan yang memenuhi kriteria ESG memiliki kesempatan lebih besar untuk mendapatkan investasi.
“Penerapan ESG juga berkontribusi pada efisiensi operasional perusahaan. Dengan mengadopsi praktik ESG yang baik, perusahaan dapat mengurangi risiko operasional, menekan biaya jangka panjang seperti energi dan pengelolaan limbah, serta membangun reputasi yang solid di mata konsumen dan mitra bisnis. Ini dapat meningkatkan daya saing dan profitabilitas perusahaan,” imbuh Denny.
Peluncuran inisiatif ESG oleh BEI adalah bagian dari upaya untuk memperkuat pasar modal Indonesia yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Diharapkan langkah ini mampu mendorong emiten di Indonesia untuk lebih serius dalam mengintegrasikan aspek ESG dalam strategi bisnis mereka. BEI juga bekerja sama dengan lembaga-lembaga internasional untuk meningkatkan pemahaman dan implementasi standar ESG di Indonesia.
Meski ESG menawarkan berbagai manfaat, Denny mengakui adanya tantangan dalam implementasinya di Indonesia. Salah satunya adalah kurangnya pemahaman dan kesadaran akan pentingnya ESG di kalangan emiten. Namun, dengan dorongan dari BEI dan meningkatnya kesadaran investor, peluang untuk mempercepat adopsi ESG di pasar modal Indonesia semakin terbuka.
“Penerapan ESG di Indonesia adalah langkah penting menuju keberlanjutan dan tanggung jawab perusahaan. Inisiatif ini memberikan manfaat besar bagi emiten, baik dalam efisiensi operasional maupun potensi dana tambahan dari investor. Dengan dukungan BEI dan partisipasi aktif emiten, ESG diharapkan menjadi landasan bagi masa depan pasar modal yang lebih hijau dan bertanggung jawab,” tutup Denny. ril/lis