MALANG | duta.co – Sebuah penelitian terbaru yang melibatkan kolaborasi antara tim dari Universitas Negeri Malang (UM) dan Universiti Malaysia Sabah (UMS) berhasil mengembangkan model optimasi untuk alokasi lokasi ambulans yang lebih efektif di Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia.
Penelitian ini difokuskan untuk mengurangi waktu respons layanan darurat dan meningkatkan cakupan layanan di daerah rawan kecelakaan. Demikian disampaikan dosen dan peneliti dari FMIPA Universitas Negeri Malang, Dr. Jamaliatul Badriyah, kepada media ini, Minggu (10/11).
Penelitian ini menggunakan data historis kecelakaan dari Kepolisian Kota Malang untuk mengidentifikasi titik-titik lokasi rawan kecelakaan yang menjadi prioritas penempatan ambulans. Dengan memanfaatkan teknik-teknik riset operasi, model yang dikembangkan bertujuan untuk mempercepat respons darurat dan memaksimalkan efisiensi penggunaan sumber daya yang ada, khususnya di area yang memiliki tingkat kecelakaan yang lebih tinggi.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dengan mengintegrasikan tingkat kecelakaan ke dalam model alokasi lokasi ambulans, waktu respons darurat dapat dikurangi secara signifikan. Penurunan ini memberikan peningkatan yang signifikan dalam efisiensi layanan darurat, terutama ketika diterapkan pada skala kejadian kecelakaan yang lebih besar.
Penelitian ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Negeri Malang (UM) dan Universiti Malaysia Sabah (UMS), didanai melalui program Matching Fund yang berasal dari kedua universitas. Kolaborasi ini memperkuat hubungan internasional dalam bidang penelitian serta memberikan kontribusi besar dalam pengembangan sistem layanan darurat yang lebih efektif dan responsif.
“Penelitian ini menunjukkan bahwa dengan memanfaatkan data kecelakaan dan menggunakan pendekatan berbasis permintaan dan risiko, kita dapat merancang sistem layanan darurat yang lebih canggih dan efisien,” kata Dr. Jamaliatul Badriyah, peneliti utama dari Universitas Negeri Malang. “Kami berharap temuan ini dapat diterapkan dalam perencanaan kesehatan masyarakat, khususnya dalam pengelolaan layanan darurat di wilayah perkotaan seperti Kota Malang.”
Penelitian ini juga membuka peluang untuk penelitian lanjutan, dengan mempertimbangkan faktor-faktor tambahan seperti kondisi lalu lintas, variasi waktu dalam sehari, dan tren musiman, untuk lebih meningkatkan penerapan model ini di dunia nyata.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan kualitas layanan darurat di Indonesia, serta memberikan dampak positif dalam pengelolaan layanan kesehatan di kawasan urban (*)