
LAMONGAN | duta.co – Kasus dugaan keracunan program Makan Bergisi Gratis (MBG) membuat pihak SMA Negeri 2 (Smada) Lamongan, ketar ketir. Menyikapi persoalan ini, pihak lembaga minta Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Jetis, selaku penyedia makanan program Makan Bergisi Gratis (MBG) untuk memghentikan sementara pendistribusian.
Kepala Smada Lamongan Sofyan Hadi mengaku sangat terkejut begitu melihat siswanya mengalami keracunan. Terlebih kasus ini terjadi setelah para siswa mengkonsumsi MBG. “Sebelumnya belum pernah, baru kali ini terjadi,” katanya, Rabu (18/9/2025).
Atas kejadian ini, katanya, pihaknya minta dilakukan upaya untuk mengetahui penyebab keracunan yang menimpa siswa Smada Lamongan. Seraya menunggu hasil penyelidikan ini, pihaknya minta SPPG Jetis untuk menghentikan sementara MBG. “Hari ini sudah tidak ada MBG di Smada,” katanya.
Pengelola SPPG Jetis, Frangky Irawan menyatakan, makanan MBG bukan satu-satunya penyebab terjadinya keracunan para siswa Smada. Pasalnya, dia yakin, sebelum kejadian para siswa juga konsumsi makanan lain. “Karena kalau semisal itu keracunan (MBG), kan tidak mungkin cuma 12 (yang keracunan). Dan itu siswanya (yang mendapat MBG di SMA 2) 1.200-an,” tuturnya.
Atas kejadian ini, Frangky berharap, dilakukan pengkajian secara menyeluruh, mulai dari kondisi siswa, makanan MBG serta pengujian terhadap makanan yang di konsumsi siswa selain MBG. “Itu nanti bisa dievaluasi dulu, itu dari siswanya, atau itu dari makanan dari luar, atau seperti apa. Kan kita juga ndak tahu. Kalau untuk masak dan yang lain-lain, kita sudah sesuai prosedur satu sama lain,” ujarnya.
Bila memang penyebab utama kercunan berasal dari makanan MBG, tegas dia, pihaknya siap dievaluasi dan menerima segala konsekwensinya. “Kalau kita memang kita salah, ya kita siap dievaluasi. Tapi kalau dari pihak luar yang salah ya juga harus ikut disalahkan,” ucapnya.
Frangky juga mengaku gerak cepat begitu mendengar dugaan meracunan yang menimpa para siswa Smada Lamongan. Pihaknya mengambil langkah cepat dengan menyeterilkan dapur.
“Terkait permasalahan yang di SMA Negeri 2 itu, kemarin langsung saya lakukan penindaklanjutan degen menyeterilkan dapur. Kita mencari tahu sumbermya dulu seperti apa,” katanya.
Usai proses sterilisasi, kata Frangky, pihaknya juga memutuskan untuk memberhentikan sementara aktivitas di dapur MBG yang dikelolanya. “Saya sudah bersurat ke pusat, untuk pemberhentian sementara dulu, untuk menyeterilkan dapur saya dulu. Dan uji lab juga sudah saya luncurkan ke sana. Jadi biar kita sama-sama terang,” pungkasnya.
Sementara Kepala Dinkes Lamongan, dr. Chaidir Annas menyatakan bila pihaknya melakukan penyelidikan terkait kasus dugaan keracinan makanan di SMAN 2 Lamongan untuk mengambil sampel. Diantaranya mengambil sisa makanan untuk dilakukan uji laboratorium.
Sampel itu diambil dari SPPG Jetis (bukan SPPG Tera Kota), selain itu juga observasi ke Rumah Sakit tempat korban dirawat. “Kami mencari data perkembangan dari kasus keracunan, kami memeriksa lingkungan sekolah dan pengambilan sampel air dan makanan di kantin,” ujarnya, Kamis (18/9/2025).
Diberitakan sebelumnya, setelah konsumsi MBG dari DPPG Jetis, puluhan siswa Smada Lamongan mengalami keracunan.
Dari puluhan siswa itu dirawat di RSI Nasrul Umah 19 siswa masuk dan 6 siswa rawat jalan serta 1 siswa menyusul masuk, di Klinik Sartika ada 3 siswa 1 siswa rawat jalan, Permata Hati 1 siswa, Puskesmas Deket 1 siswa (baru masuk).
(dam)