Otto Bambang Wahyudi  saat menjadi pembicara di Unitomo. DUTA/istimewa

SURABAYA l duta.co– Kampus adalah tempat yang sangat tepat untuk melakukan sosialisasi tentang pentingnya menjaga pergaulan. Tidak terjerumus dalam pergaulan bebas, narkoba dan sejenisnya. Karena kalangan kampus sangat rentan terhadap hal-hal yang negatif seperti itu, sehingga berpengaruh terhadap semakin banyaknya jumlah penderita HIV/AIDS.

Salah satu kampus yang peduli itu, adalah Universitas Dr. Soetomo Surabaya (Unitomo). Fakultas Komunikasi (Fikom)pun menggelar seminar untuk memperingati Hari AIDS sedunia setiap 1 Desember. Dalam seminar yang digelar Selasa (12/12) itu, hadir sebagai pembicara Ketua Komisi Penanggulangan AIDS Jawa Timur, Otto Bambang Wahyudi serta dua Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) akibat narkoba dan seks sesama jenis.

Otto Bambang dalam kesempatan itu mengatakan bahwa saat ini penderita HIV/AIDS di Jatim mencapai angka 67 ribu lebih. Penderita itu dari banyak kalangan mulai petani hingga orang kaya dengan rentang usia antara 20 hingga 34 tahun. Penderita ini dari waktu ke waktu terus bertambah seiring dengan semakin banyaknya permasalahan yang ada.

“Dengan semakin banyaknya penderita, maka setiap kota atau daerah harus mencanangkan gerakan penanggulangan HIV/AIDS. Kalau tidak daerah tersebut akan ditegur pemerintah. Ini program nasional harus dilakukan bersama-sama,” tukasnya.

Sampai saat ini, kata Otto, penularan HIV/AIDS masih sama seperti sebelumnya yakni lewat seks bebas, melalui jarum suntik, air susu ibu dan transfusi darah. “Karena kita harus menghindari hal-hal yang berkaitan dengan hal itu. Hindari seks bebas sesama jenis, harus setia pada pasangan, memakai kondom, hindari obat-obatan terlarang dan edukasi tentang masalah ini,” tukas Otto.

Karena saat ini semua orang bisa terkena HIV/AIDS dengan mudah jika tidak menghindari hal-hal tersebut. Terutama mereka yang berisiko tinggi misalnya yang mobile (sering bepergian), memiliki uang, laki-laki dan ganteng atau macho. “Waspada, orang-orang yang memiliki cirri-ciri itu, jangan sampai tergoda,” tukasnya.

Salah satu ODHA dengan inisial HMZ, mengaku divonis HIV AIDS sejak 2005 lalu. Dia adalah pengguna narkoba dengan cara menyuntikkan. Setiap hari dia selalu bergonta-ganti jarum suntik dengan temannya. Bahkan ketika di dalam penjara, satu jarum dipakai untuk 50 orang. “Sudah 12 tahun saya ODHA dan Alhamdulillah dua anak saya negatif, istri saya juga negative,” jelasnya.

Dalam kesempatan itu, HMZ mengharap anak-anak muda tidak terjerumus seperti dirinya. Harus bisa menghindari narkoba apapun alasannya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry