Machmudah, S.Psi.M.Psi.Psi – Dosen FKIP
ANAK bandel, suka melawan, membangkang, mengamuk, menentang adalah tanda-tanda ketegangan emosi yang disebabkan oleh perasaan dendam dan marah yang terpendam dalam hati sanubarinya.
Ia tidak dapat mengeluarkan perasaan dengan wajar. Maka ia menantang, terkadang mengeluarkan kata-kata kasar, jorok, melemparkan atau membanting sesuatu benda, atau dirinya sendiri ke lantai, menendang apa yang ada disekitarnya dan lain sebagainya.
Mengatasi anak-anak sebagaimana tersebut di atas tidak dapat diatasi dengan perlakuan yang keras dan kasar atau dipaksa agar menghentikan kekonyolan dan kebandelannya dengan membentak, memaki-maki, memukul, menampar, dsb.
Orang tua dalam hal ini perlu bersikap bijak, menahan diri, dan bersabar serta mengerti persoalan  dan memahami hati si anak, sehingga kemarahan anak akan berkurang serta rasa permusuhan yang tumbuh di dalam hati si anak akan berkurang.
Menghadapi masalah penyimpangan perilaku anak tidak akan selesai jika dihadapi dengan sikap reaktif dan keras terhadap anak.
Jika tindakan keras dan kasar ini dilakukan kepada anak, bukannya mengubah perilaku anak namun malah melawan baik secara verbal maupun fisik seperti membalas dengan kata-kata kasar, melawan dengan anggota tubuhnya, menunjukkan reaksi non verbal seperti : melotot, murung, mengurung diri dan menangis keras.
Orang tua akan mengalami kegagalan dalam memperbaiki masalah penyimpangan perilaku anak bahkan intensitasnya semakin meningkat.
Apabila keadaan ini dibiarkan maka interaksi anak dengan orang tua menjadi semakin buruk dan dapat menyebabkan gangguan yang signifikan dalam  fungsi  sosial  maupun  akademik  anak.
Gangguan  ini  memiliki hubungan yang kuat dengan gangguan perilaku lain yang muncul seperti ADHD dan depresi pada masa perkembangan anak selanjutnya.
Masalah penyimpangan perilaku menentang atau gangguan menentang oposision atau ODD adalah suatu pola negativistik, permusuhan dan perilaku menentang yang terus menerus tanpa adanya pelanggaran yang serius terhadap norma sosial atau hak orang lain.
Gejala yang paling sering dari gangguan menentang oposisional adalah yang berikut ini: sering kehilangan kendali, sering berdebat dengan orangtua, guru atau orang dewasa lainnya, sering dengan sengaja melakukan hal lain untuk mengganggu orang lain, menyalahkan orang lain karena kesalahannya sendiri.
Salah satu upaya untuk mengurangi gejala perilaku menentang pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan PENCIT. PENCIT adalah Parent Child Interaction Therapy. Sasaran utama dari pendekatan terapi ini adalah Ibu atau/dan Ayah dari anak yang bandel atau mengalami gejala perilaku menentang.
Warga khususnya orang tua yang hadir akan diajari bagaimana cara memberikan interveansi kepada putra-putrinya yang bermasalah agar interaksi orang tua/ibu dan anak menjadi lebih baik karena ibu memiliki ketrampilan dalam mengasuh anaknya yang mengalami gejala gangguan perilaku menentang.
Banyaknya jumlah anak yang mengalami gangguan perilaku perlu mendapat perhatian yang serius untuk segera diberikan intervensi yang tepat. Banyak  penelitian  yang  menunjukkan  bahwa  gangguan  perilaku  ini berdampak sangat merugikan, tidak hanya bagi anak-anak dan remaja yang mengalaminya tetapi juga bagi masyarakat.
Hal ini terjadi akibat kurang adanya penanganan dari sisi pengasuhan orang tua, terutama dalam memperbaiki interaksi antara orang tua dengan anak sebagai tindakan pencegahan agar gangguan perilaku menentang ini tidak menjadi gangguan tingkah laku yang lebih serius.
Meskipun anak dengan masalah perilaku tidak selalu menjadi dewasa yang antisosial, namun sebagian besar diantara mereka setelah dewasa cenderung terlibat tindakan kriminal dan mengembangkan perilaku antisosial, atau yang lainnya (Dimyati, 2014).
Kehidupan anak sangat ditentukan keberadaannya melalui bentuk dukungan dari keluarga, hal ini dapat terlihat bila dukungan keluarga yang sangat baik maka pertumbuhan dan perkembangan anak relatif stabil, tetapi apabila dukungan keluarga anak kurang baik, maka anak akan mengalami hambatan pada dirinya yang dapat mengganggu psikologis anak (Alimul, 2005).
PENCIT adalah pendekatan yang berpusat pada keluarga dan terbukti efektif untuk mengatasi anak-anak usia 2 sampai 12 tahun sampai remaja yang memiliki resiko mengalami gangguan perilaku serta dapat membantu orang tua maupun pengasuh dalam mengatasi perilaku anaknya.
Pendekatan ini lebih memfokuskan pada bagaimana orang tua membangun interaksi yang lebih positif dengan anak mereka, mengingat sampai saat ini, penanganan kasus  gangguan  perilaku  menentang  masih  menggunakan  konseling individual baik dengan anak maupun orang tua dan jarang terpusat pada perbaikan interaksi diantara orang tua dengan anak.
Pendekatan ini berguna untuk memodifikasi perilaku baik perilaku orang tua maupun anak (Feldman & Kazdin, 1995 dalam Saraswati: 2013), mengajarkan orang tua untuk mengidentifikasi perilaku prososial maupun perilaku yang bermasalah serta menerapkan tehnik punishment dan reinforcement untuk meningkatkan perilaku yang diharapkan dan mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
Penjelasan di atas merupakan dasar mengapa orang tua harus mengetahui dan memahami pentingnya pendekatan PENCIT dalam keluarga dengan harapan dapat memperbaiki interaksi orang tua dengan anaknya sehingga dapat menurunkan perilaku menentang dan mencegah ODD (oppositional defiant disorder).
Seberapa efektif pendekatan ini, tentu saja PENCIT hanya salah satu bentuk ikhtiar lahiriah dan afektif yang bisa dilakukan orang tua, tentu saja masih ada upaya batiniyah yang bisa dilakukan orang tua yaitu kekuatan doa dari orang tua yang setiap saat harus dipanjatkan, hadiah surotul fatihah setiap habis sholat fardlu dan sunnatul lail untuk putra/inya yang mempunyai kekuatan agar saran dan tuntutan baik orang tua benar-benar mampu menghypnosis sang anak untuk patuh dan tidak terkesan bandel. Demikian tulisan dari saya semoga bermanfaat. *