dr Maria Ulfa, Sp DV, FINDSV – Dosen Fakultas Kedokteran (FK)
PENYAKIT akibat kerja merupakan penyakit yang disebabkan paparan terhadap zat atau bahan berbahaya dalam melaksanakan pekerjaan atau di lingkungan kerja. Salah satu penyakit akibat kerja yang paling sering terjadi adalah dermatitis kontak, yaitu bentuk peradangan pada kulit yang disebabkan kontak langsung dengan sumber penyebabnya.
Diketahui, dari seluruh kejadian dermatitis kontak akibat kerja, sepertiga lebih mengenai tangan. Hal ini terjadi karena tangan merupakan organ tubuh yang paling sering digunakan untuk melakukan pekerjaan sehari-hari.
Beberapa pekerjaan yang rentan menyebabkan dermatitis kontak diantaranya adalah penata rambut, terapis kecantikan, asisten rumah tangga/ tenaga kebersihan, tenaga medis, koki/ pekerja di bidang makanan, pekerja di bidang agrikultural, pekerja di bidang kayu dan metal, pekerja di bidang konstruksi/ bangunan atau singkatnya bidang pekerjaan yang relatif banyak berkaitan dengan paparan bahan kimia.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Gejala awal dermatitis kontak bisa berupa kulit yang kemerahan, kering, gatal, kulit terkelupas, kulit pecah ataupun adanya rasa sakit. Apabila tidak segera diatasi bisa timbul infeksi sekunder yang ditandai dengan keluhan yang semakin berat, kerusakan kulit yang meluas, terdapat nanah, bahkan bisa timbul demam.
Meskipun penyakit ini jarang membahayakan jiwa, namun tentunya akan mengganggu kenyamanan pekerja, meningkatkan angka cuti sakit dan tidak jarang memerlukan pemindahan tenaga kerja sehingga memengaruhi perekonomian dan kualitas hidup penderita.
Pencegahan merupakan strategi yang efektif untuk menurunkan kemungkinan timbulnya penyakit dermatitis kontak akibat kerja. Dalam pelaksanaannya, agar optimal seringkali perlu melibatkan banyak pihak seperti pemilik/pemberi pekerjaan, pekerja, pemerintah, dan petugas kesehatan.
Beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan di antaranya :
1. Identifikasi bahan-bahan yang berpotensi menyebabkan dermatitis kontak di tempat kerja sebelum digunakan.
Bahan-bahan tersebut bila memungkinkan ditiadakan atau paling tidak diganti dengan bahan lain yang ‘lebih aman’, contohnya mengganti sarung tangan lateks yang mengandung powder/ bedak dengan yang bebas powder/bedak.
Diketahui , bedak berperan penting dalam produksi sarung tangan, yaitu supaya lateks tidak lengket ke cetakan dan dapat dengan mudah dilepaskan dari cetakannya, serta memiliki manfaat lain supaya ketika digunakan sarung tangan lebih mudah dipakai dan dilepas.
Tetapi dengan teknologi masa kini telah memungkinkan produksi sarung tangan lateks yang baik meski tanpa bedak. Kekurangannya adalah harga yang relatif lebih mahal. Dalam pemilihan sarung tangan juga perlu dipertimbangkan sarung tangan lateks dengan kadar protein yang rendah agar risiko alergi juga bisa diturunkan.
2. Melakukan penapisan pekerja yang berisiko tinggi, contohnya orang yang memiliki riwayat alergi/ atopi atau penyakit kulit lain, karena pada pekerja tersebut lebih mudah timbul dermatitis kontak.
3. Perawatan tangan dengan pelembab secara teratur pada banyak kondisi bisa membantu mencegah perkembangan dermatitis kontak akibat kerja .
Pelembab tersebut juga dapat memperbaiki kondisi kulit bila digunakan setelah bekerja dan pemakaian pembersih yang sesuai diperlukan agar memberikan hasil yang optimal untuk tercapainya kulit yang lebih sehat.
Idealnya pelembab yang digunakan setelah bekerja harus tersedia di tempat kerja dan pekerja didorong untuk menggunakannya secara teratur.
Perlu diperhatikan ada beberapa kondisi tidak dianjurkannya pemakaian pelembab sementara waktu seperti penderita dermatitis kontak yang parah. Pada kondisi demikian, yang perlu dilakukan adalah pengobatan terlebih dahulu.
4. Pasien harus diberi edukasi tentang tindakan pencegahan yang tepat agar terhindar dari dermatitis kontak dan diberi pelatihan sehingga dapat mendorong perubahan perilaku
5. Kontrol administratif seperti: mengatur shift kerja untuk mengurangi waktu paparan terhadap bahan yang berpotensi menimbulkan dermatitis kontak, menyediakan alat pelindung diri (APD) yang sesuai, lengkap dan layak pakai, menyediakan pelembab serta bila diperlukan memindahkan pekerja ke bagian dan lingkungan kerja yang lain untuk mencegah paparan berulang dan kekambuhan.
6. Pemeriksaan kesehatan berkala yang bertujuan untuk mendeteksi dini terjadinya dermatitis kontak akibat kerja.
Demikian beberapa langkah pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kemungkinan timbulnya penyakit kulit khususnya dermatitis kontak akibat kerja. Diharapkan dengan tindakan pencegahan yang baik produktivitas pekerja semakin meningkat dan kesejahteraan semua pihak bisa tercapai dengan baik. *