AKBAR : Ribuan penambang pasir di Aliran Sungai Ngobo (ft/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co – Berikut kutipan pernyataan perwakilan para pencari rejeki di Aliran Sungai Ngobo saat digelar Rapat Akbar pada Selasa (27/11/2018). Mulai dari penambang pasir, kuli angkut, pedagang makanan hingga Kepala Desa Sepawon.

“Kita berkumpul di sini untuk mendengarkan suara saudara – saudara kita, bila selama ini dianggap ilegal. Jangan ada kesan kita dibenturkan dengan aparat keamanan, yang berjalan sesuai undang – undang. Target kita harus legal dan rejeki ini bisa dirasakan seluruh anggota keluarga,” jelas Bagus Fitrah Jaya, perwakilan penambang pasir.

Kemudian Oon Wahono alias HT, mewakili buruh angkut, mengaku ketakutan saat mengambil pasir. Namun bila itu tidak dilakukan, keluarganya akan makan apa.

“Nyapo wedi nyikrak padahal hasil uangnya untuk berobat anak, buat makan keluarga. Jangan membuat aturan sepihak yang akan membunuh ribuan pihak, tolong dipelajari,” kata HT disambut tepuk tangan.

“Saya hanya lulusan SD, tapi saya hapal Pancasila. Jare ketuhanan, katanya kemanusiaan? Menjaga persatuan? Kita dulu disuruh nyoblos, mana bapak dewan dan ibu Bupati? Terus Sila Kelima, kita keringat sendiri kerja, kok disalahkan,” ungkapnya.

Atasnamakan perwakilan sopir, Sulis warga Desa Sumberagung Kecamatan Plosoklaten mempertanyakan istilah ilegal membawa angkutan.

“Bila kita dituduh ilegal, truknya disita karena tidak ada izin bawa muatan. Padahal kendaraan komplit surat lengkap, bagaimana caranya mendapatkan ijin muatan,” jelasnya.

Sulis pun mempertanyakan kehadiran Wakil Bupati H. Masykuri yang beberapa hari lalu datang ke lokasi. ” Saat PakWabup datang ke sini. Katanya bisa ngurus koperasi kemudian izin penambangan. Kenapa ada truk milik saudara kami ditahan,” imbuhnya. (ika/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry