SURABAYA | duta.co – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur menawarkan lima proyek strategis pada investor. Lima proyek itu adalah International Container Port and Logistic Center, Probolinggo LNG Terminal, Lamongan Oil Tank Terminal, Boom Marina Banyuwangi dan Bromo Volcano ECO Safary.
Kelima proyek itu ditawarkan Pj Gubernur Jawa Timur, Adhy Karyono pada investor di acara East Java Investment Dialogue 2024 di Surabaya, Rabu (17/7/2024).
Dikatakan Adhy kelima proyek itu nilai investasinya berbeda. Ada yang Rp 30 miliar, Rp 600 miliar hingga Rp 1 triliun.
“Ini adalah proyek potensial di 2024 ini yang kami tawarkan kesekian kalinya pada investor. Mulai tambang, kawasan industri, energi hingga wisata,” kata Adhy.
Adhy menjelaskan Jawa Timur adalah daerah yang sangat potensial. Jatim menjadi pemasok utama berbagai produk ke wilayah Indonesia Timur bahkan di Ibu Kota Nusantara (IKN), 80 persen dipasok dari Jatim.
Tidak hanya itu kata Adhy, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Jawa Timur menyumbang 14,4 persen terhadap PDRB Indonesia. Bahkan untuk PDRB Pulau Jawa, Jatim menyumbang 25 persen. “Sehingga secara potensi itu sangat bagus, aman dan nyaman untuk berinvestasi. Bahkan pertumbuhan ekonomi sangat stabil, 4,8 persen di kuartal pertama 2024. Dan kami prediksi bisa di atas 5 persen di akhir 2024 ini,” ungkapnya.
Investasi memang terus digenjot Pemprov Jatim. Potensi untuk menarik investor terus dilakukan sehingga target bisa tercapai hingga akhir tahun ini. Dikatakan Adhy, di kuartal pertama 2024 , realisasi investasi di Jatim sebesar Rp 36,2 triliun. Angka ini meningkat 20,7 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dari total investasi itu, dikuasai lima sektor yakni tambang sebesar 19,6 persen,
transportasi 13,59.persen, makanan 12,8. persen, properti dan industrial estates 8,2 persen, bahan baku logam sebesar 8,1 persen dan lainnya 37,7 persen.
“Hampir setiap Minggu kedatangan duta besar dari berbagai negara untuk melihat peluang investasi di Jatim,” ungkapnya.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (Kpw BI) Jawa Timur, Erwin Gunawan Hutapea menambahkan saat ini proyek di Jatim yang siap untuk dijual ke investor senilai Rp 40 triliun. Bank Indonesia berupaya untuk terus merealisasikan dan meningkatkan angka investasi itu apalagi Jatim sebagai daerah atau rovinsi yang memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia.
“Satu persen peningkatan investasi itu nilainya sama dengan kontribusi 0,3 persen ke pertumbuhan PDRB,” tandas Erwin.
Diakui Erwin untuk mewujudkan atau merealisasikan investasi itu, prosesnya tidak bisa dilakukan secara one shoot. Tapi harus dikawal secara terus menerus.
“Karena investasi ini kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Kalau ingin pertumbuhan ekonomi ditarget 5,5 persen maka harus digenjot investasi selain permintaan domestik. Investasinya harus berkelanjutan terutama di bidang infrastruktur energi dan pariwisata,” jelasnya.
Salah satu langkah yang dilakukan KPw BI Jatim untuk membantu merealisasikan investasi di Jatim itu dengan menggelar kegiatan East Java Investment Dialogue 2024: Boosting Up Growth, Driving Economic Sustainability. Kegiatan ini sebagai sebuah rangkaian awal untuk acara puncak East Java Investment Forum pada Oktober 2024 mendatang.
“Acara ini bagian dari upaya yang terus dilakukan secara berkesinambungan. Kami mengundang stake holder terkait untuk rerus mendorong angka realisasi investasi di Jatim,” tuturnya.
Di ajang ini akan digelar diskusi panel, one on one meeting antara investor dengan project owner dan sebagainya. Harapannya ketika East Java Investment Forum pada Oktober mendatang bisa dicapai kesepakatan kerjasama baik itu Memorandum of Understanding (MoU) dan Letter of Intent (LOI). ril/end