SELOMANGLENG : Event seni budaya dan pembangunan di kawasan Gua Selomangleng dilakukan untuk promosi wisata (ft/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Selain agenda tahunan yang digelar Pemerintah Kota Kediri, pembangunan sarana fisik dan penyediaan fasilitas terus dilakukan, di Kawasan Gua Selomangleng, berada di ujung barat Kota Kediri, tepatnya di Kaki Gunung Klotok. Tak pernah sepi dari pengunjung, menjadi semangat tersendiri bagi Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) melakukan sejumlah renovasi.

Disambut dengan pintu gerbang yang menjulang, terkesan megah karena terdiri dari tumpukan batu bata merah, serasa menggembalikan kejayaan Kerajaan Kadiri.  Pun demikian, panggung hiburan diharapkan menjadi ruang hiburan dan penampilan para seniman, kini juga usai direnovasi  dengan megah.

Pembangunan ini tentunya, tidak lepas tujuan utama pemerintah kota, keberadaan Gua Selomangleng, menjadi obyek wisata unggulan selain sarana edukasi atas keberadaan situs purbakala tersimpan rapi di Museum Airlangga.

“Sesuai harapan bapak wali kota, agar menjadikan lokasi ini makin diperindah, terasa nyaman bagi pengunjungnya, juga sarana edukasi ingin mempelajari sejarah keberadaan Kerajaan Kadiri,” terang Nur Muhyar, Kepala Disbudparpora Pemerintah Kota Kediri.

Pengakuan juga disampaikan sejumlah wisatawan luar negeri, yang lebih mengenal lokasi wisata ini sebagai cikal bakal kisah Raden Panji dan Putri Dewi Kilisuci. Seperti gelaran seni budaya digelar kemarin, Panji Mbulan, sejumlah seniman dari negari Spanyol, Perancis, Jerman, Cina, Brazil dan Meksiko, memberikan apresiasi yang luar biasa atas bentuk perhatian penuh diberikan pemerintah kota.

Meski cuaca sangat terik, namun udara segar dari puncak Gunung Klotok terasa sangat sejuk. Belum lagi, puluhan pohon beringin yang rimbun, lepas dari hiruk pikuk dan terdengar ocehan suara burung. Menjadikan gua ini menarik pengunjung, karen terdapat sejumlah relief , diantaranya sosok seorang perempuan cantik sedang bertapa.

“Perempuan itu digambarkan tengah bersila tepat diantara dua ruangan yang berada di kanan kirinya. Dari keterangan literatur sejarah, perempuan rupawan tersebut merupakan perwujudan Dewi Kilisuci, putri dari Raja Kadiri,” imbuh Nur Muhyar.

Eksotisme ini terasa makin komplit dengan dipertahankannya tiga makam keramat yang diyakini sebagai perintis wilayah Kediri. Makam itu adalah makam Tumenggung Mojoroto, Mbah Boncolono, dan Tumenggung Poncolono.

Makam ketiga leluhur itu berada di puncak bukit yang bejarak sekitar 100 meter dari Goa Selomangleng. Untuk mencapai ketiga makam tersebut, para pengunjung harus mendaki kurang lebih 460 anak tangga yang cukup menanjak. Sehingga diperlukan stamina dan persiapan fisik yang kuat untuk bisa mencapai puncak bukit tersebut.

Kisah kepahlawanan ketiga tokoh inilah yang membuat makam tersebut banyak dikunjungi peziarah. Selain untuk mendekatkan diri kepada sang pencipta, para pengunjung memanfaatkan makam tersebut untuk melihat pemandangan Kota Kediri dari puncak bukit.

Seiring meningkatnya kebutuhan wisata alam untuk menambah daya tarik sejarah lokasi ini, pemerintah mendirikan Museum Airlangga yang memiliki 292 koleksi benda purbakala. Diantaranya adalah arca peninggalan Kerajaan Kediri dan alat-alat ritual zaman dahulu.

Hebatnya, kondisi arca-arca tersebut masih dalam keadaan bagus meski dibuat pada abad XII silam. Dari ratusan koleksi yang ada, terdapat dua buah arca yang paling banyak menyedot perhatian.

Mereka adalah arca Dewa Siwa yang berukuran hampir dua kali tubuh orang dewasa serta sebuah jambangan besar yang diduga sebagai tempat membersihkan diri para bangsawan. Selain peninggalan berupa arca yang dipahat dengan media batu andesit, terdapat pula sebuah perahu kayu dan cikar dokar yang berusia ratusan tahun.

“Meski sudah dipergunakan ratusan tahun silam, kondisi perahu dan cikar dokar tersebut masih terlihat sangat bagus,” imbuh Nur Muhyar.

Untuk  akses transportasi menuju lokasi ini, didukung angkutan mikrolet yang berakhir di kawasan gua. Kemudian untuk tarif masuk ke lokasi, ini sangat murah. “Pemerintah Kota Kediri hanya menetapkan harga tiket Rp 2.000 per kepala. Kecuali ada event, tiket masuk dipatok Rp 4000 per-kepala,” jelas Kepala Disbudpapora. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry