PROBOLINGGO | duta.co – Memasuki musim kemarau, sejumlah desa di Kabupaten Probolinggo selalu mengalami kekeringan alias krisis air bersih.  Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Probolinggo juga telah melakukan pedataan desa-desa yang rawan kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Anung Widiarto mengatakan, setidaknya ada 12 desa di Kabupaten Probolinggo yang mengalami rawan kekeringan saat musim kemarau. Disebut rawan kekeringan karena hanya ketika musim kemarau desa tersebut krisis air bersih. Jika musim hujan datang, air bersih bagi warga cukup persediaannya.

Anung menambahkan, dari pendataan yang dilakukan, ada 12 desa yang rawan kekeringan dan tersebar di 8 kecamatan. Yakni Desa Sumberkramat dan Sumberrejo Kecamatan Tongas, Desa Tandonsentul Kecamatan Lumbang, Desa Tigasan Wetan dan Desa Tigasan Kulon Kecamatan Leces.

Selanjutnya, Desa Gunungkidul dan Klenangkidul Kecamatan Banyuanyar, Desa Sumberkare Kecamatan Wonomerto, Desa Bulujarankidul dan Tegalsono Kecamatan.

“Bahkan, dari pendataan menyeluruh, ada 33 desa dari 13 kecamatan yang berisiko kekeringan paling tinggi. Namun, semuanya sudah kita antisipasi dengan menyiapkan enam truk tangka air bersih, untuk mendistribusikan air bersih,” katanya, Senin (9/10/2017).

Kepastian data-data desa yang rawan kekeringan, lanjut Anung, berdasarkan surat permohonan air bersih dari pemerintah desa. Dropping air bersih selalu dilakukan bila ada surat permohonan dan pengajuan dari pemerintah desa. Jika tak ada surat pengajuan, dropping tak bisa dilakukan karena dropping harus dibuatkan laporan.

“Yang jelas, Pemkab sudah memberikan solusi dan mengambil langkah di musim kemarau ini. Yakni men-dropping air bersih, bahkan bisa dua kali sehari,” katanya.

Menurut Anung, kekeringan memang mulai terjadi pertengahan September. Karena itu, antisipasi mengatasi krisis air bersih sudah dilakukan. (afa)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry