“Pemikiran KH Hasyim Asy’ari itu masih tetap relevan, masih memiliki tingkat urgensi, dan relevansi tinggi karena pemikiran beliau adalah pemikiran yang masih sangat diperlukan bagi bangsa dan negara Indonesia ini,” tutur Lukman di Gedung Nusantara V, Kompleks DPR MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (6/5/2017).
Relevansi tersebut mengarah kepada sikap moderat dalam Islam. Bagi Menag, salah satunya adalah tentang toleransi dalam menghadapi perbedaan.
Salah satu pemikiran KH Hasyim Asy’ari yang dikutip Lukman adalah tentang tetap memperhatikan tradisi budaya.
“Bagaimana beliau mengajarkan kepada kita agar kita tetap mampu untuk memperhatikan tradisi budaya yang ada di Indonesia dan dari keragaman itu bisa diisi dengan nilai-nilai Islam,” ucap Lukman.
Dalam acara ini turut hadir pula Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsudin. Sedang Menko Polhukan Wiranto kemudian menyusul di sesi berikutnya.
Launching pusat kajian pemikiran KH Hasyim Asy’ari digelar di aula KH Yusuf Hasyim, Ponpes Tebuireng, Minggu (5/2/2017) lalu. Peluncuran pusat kajian ini dipimpin langsung oleh pengasuh Ponpes Tebuireng, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah.
Turut hadir saat itu Ketua Pusat Kajian Pemikiran KHM Hasyim Asy’ari Dr Mif Rahim Syarkun, serta Prof Dr Masykuri Abdillah, Prof Dr Haris Supratno, dan Prof Dr KH Tolchah Hasan. * hud/det