JAKARTA | duta.co –  Direktur Komunikasi Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Purwanto menegaskan kasus terorisme harus dipandang sebagai ancaman bersama. Semua elemen bangsa harus terlibat secara penuh terhadap aksi-aksi terorisme tersebut.
“Pemerintah tidak mampu bekerja sendiri. Berbagai elemen harus saling berupaya, terutama kalangan perguruan tinggi,” ujar Wawan Purwanto dalam acara Campus Talk di kampus UMB, Jakarta, kemarin.
Aksi terorisme, lanjut dia, tidak boleh dilihat hanya pada sisi hilir saja. Yakni munculnya tindak terorisme, seperti meletusnya bom, penyerangan aparatur keamanan sampai pada pengurusakan sarana publik. Aksi terorisme juga harus dilihat pada sisi hulunya, yakni rekrutmen, penggalangan dana, penyusupan ideologi terlarang dan sebagainya.
Dalam kondisi itulah, menurut dia berbagai pihak harus terlibat secara aktif mencegah berbagai pola radikalisme, yang kemudian mengarah pada terorisme. Kalangan perguruan tinggi perlu terlibat secara aktif mencegah radikalisme itu dikalangan mahasiswa.
“Kegiatan yang dilakukan UMB saat ini sudah tepat. Membangun kesadaran mahasiswa terhadap gerakan-gerakan radikalisme,” tuturnya dalam Campus Talk bertema Peringatan 110 Th Harkitnas: Ayo Lawan Radikalisme.
Sementara itu, Rektor UMB, Dr. Arissetyanto Nugroho, MM menambahkan perguruan tinggi memang perlu terlibat secara optimal. Dengan memberikan berbagai pengetahuan tentang bahaya gerakan radikalisme dan organisasi yang berafiliasi pada kelompok teroris.
Pengetahuan tersebut, menurut dia dapat diberikan melalui kegiatan seminar, diskusi dan pembekalan bela negara. Sekaligus mengontrol lebih dalam terhadap kegiatan internal kampus, agar terhindar dari penyusupan gerakan radikalisme. (hud)