Kampung alpukat binaan LMI yang berkembang pesat. DUTA/ist
YOGYAKARTA | duta.co – Setelah resmi diluncurkan pada 2 Februari 2022 lalu, Kampung Alpukat yang berada di Dusun Teguhan, Desa Wunung, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta tersebut menjadi pusat perekonomian dan pembelajaran warga sekitar.
Program inovatif yang merupakan hasil kerja sama LMI dengan CSR Green Indonesia Project ini tidak hanya menjadi langkah strategis dalam memberdayakan masyarakat melalui budidaya alpukat, tetapi juga sekaligus menjadi manifestasi nyata dari penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) di tingkat lokal.
Dengan fokus pada kesejahteraan ekonomi, pengentasan kemiskinan, pencegahan perubahan iklim sekaligus kelestarian lingkungan, dan pembangunan berkelanjutan, kolaborasi ini telah mampu memberikan dampak positif yang signifikan bagi masyarakat sekitar.
Koesyanto, selaku Pendayagunaan LMI DI Yogkarta sekaligus Penanggung Jawab Kampung Alpukat, menjelaskan bahwa sebanyak 2000 pohon alpukat telah ditanam dengan tujuan utama sebagai penghijauan dan mengurangi dampak pemanasan global ternyata membawa dampak positif yang lebih banyak dan bermanfaat dari perkiraan.
“Setelah kurang lebih 2.5 tahun berjalan, program ini ternyata membawa dampak positif yang lebih banyak dari target awal. Dimana selain manfaat penghijauan dan pencegahan perubahan iklim, masyarakat setempat juga mendapatkan banyak sekali wawasan budidaya pertanian dan menumbuhkan kerja sama yang baik antar warga,” tuturnya.
Setelah berlalu sekian waktu, manfaat program ini dirasakan oleh warga sekitar Kampung Alpukat dengan meningkatnya kemampuan warga dalam menanam palawija dengan bantuan sumur bor yang juga telah dibuatkan pada proses pengembangan program tersebut.
Program Kampung Alpukat tersebut berhasil menjadi pusat pemberdayaan masyarakat setempat sekaligus menjadi pendukung dalam menaikkan taraf kehidupan masyarakat. Banyak dari warga sekitar Kampung Alpukat yang mendapatkan pekerjaan dengan lapangan pekerjaan baru akibat berdirinya Kampung Alpukat, sekaligus menjadi pusat pertumbuhan ekonomi lokal dari daerah setempat.
“Banyak warga setempat yang meningkat pendapatan rumah tangganya yang dibuktikan dengan jumlah keluarga yang keluar dari garis kemiskinan karena terlibat dengan program Kampung Alpukat. Selain itu, Dengan penanaman sekitar 2000 pohon tersebut mendorong pengurangan emisi karbon di kawasan Kampung Alpukat,” jelasnya saat ditanya manfaat apa saja dari terciptanya Kampung Alpukat.
Salah satunnya adalah Suladi warga RT.02 RW.03 Teguhan, Desa Wujung, Kecamatan Wonosari. Ia menjelaskan bahwa penanaman pohon alpukat disertai dengan pembuatan sumur bor telah banyak membantunya dalam meningkatkan taraf hidupnya melalui pertanian.
“Dengan mendapatkan pelajaran mengenai bagaimana mengembangkan kemampuan bertani yang baik dan benar. Alhamdulillah, saya berhasil menambah penghasilan dengan ilmu tersebut, buktinya saya sendiri sudah lebih dari tiga kali panen dan berhasil memberikan saya keuntungan yang mungkin tidak akan saya dapat apabila tidak ikut menjadi bagian pada pengembangan Kampung Alpukat,” jelasnya dengan bahagia.
Kampung Alpukat berdiri dan berkembang hingga saat ini sebagai bukti tekad LMI dalam mendukung pengembangan kampung binaannya. Sekaligus menjadi bukti nyata LMI dalam mengaplikasikan SDGs goal ke-1 yaitu pengentasan kemiskinan, goal ke-8 yaitu pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, goal ke-13 yaitu perubahan iklim, dan goal ke-15 yaitu kehidupan di darat. ril