
BATU | duta.co — Kawasan Pemandian Air Panas Alam Cangar di Kota Batu, Jawa Timur, kini tampil dengan wajah baru. Berada di bawah pengelolaan UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, kawasan ini menawarkan konsep ekowisata eksklusif dengan menghadirkan fasilitas pemandian VIP, yang menggabungkan kenyamanan privat ala Jacuzzi dengan suasana alami khas pegunungan.
Terletak di lereng Gunung Arjuno pada ketinggian hampir 3.000 meter di atas permukaan laut, Cangar dikelilingi hutan lebat dan menjadi habitat berbagai satwa liar, seperti Lutung Jawa dan aneka burung endemik. Inovasi fasilitas pemandian VIP menjadi daya tarik baru, khususnya bagi wisatawan yang menginginkan pengalaman relaksasi yang tenang dan personal.
Fasilitas VIP tersebut dibanderol Rp100.000 per jam dan dapat digunakan oleh maksimal delapan orang. Dengan ruangan tertutup dan terjaga kebersihannya, pengunjung dapat berendam tanpa terganggu suasana ramai seperti di kolam umum.
“Konsep ini kami hadirkan untuk menjawab kebutuhan wisatawan akan ruang personal yang nyaman, tanpa mengurangi nilai konservasi lingkungan,” ujar Sadrah Devi, Kepala Seksi Perencanaan, Pengembangan, dan Pemanfaatan UPT Tahura Raden Soerjo, Jumat (26/7/2025).
Ia menjelaskan, Tahura Raden Soerjo merupakan kawasan konservasi seluas 27.800 hektare yang ditetapkan sejak 2002. Selain melindungi keanekaragaman hayati, kawasan ini juga dikembangkan sebagai ruang interaksi edukatif antara manusia dan alam.
Respons pengunjung pun positif. Salah satunya, Rahmad Ilyasan, wisatawan asal Surabaya, mengaku puas dengan pengalaman berendam di kolam VIP.
“Tempatnya bersih, airnya jernih dan hangat alami, suasananya tenang. Harganya juga terjangkau, apalagi kalau datang bersama keluarga atau teman. Satu jam rasanya sudah cukup untuk melepas penat. Sangat recommended,” katanya.

Rahmad menambahkan, nuansa hutan yang mengelilingi kolam menambah efek eksotis dan menenangkan. “Rasanya seperti menemukan kembali ruang untuk diri sendiri,” ujarnya.
Tak hanya menawarkan kenyamanan, kawasan ini juga menyimpan nilai sejarah. Sekitar 30 menit berjalan kaki dari kolam pemandian, terdapat Gua Jepang peninggalan era pendudukan Jepang pada 1942–1945. Jejak sejarah ini menjadi nilai tambah dalam narasi wisata alam Cangar.
“Cangar bukan hanya tempat berendam, tetapi juga tempat untuk belajar dan menyatu dengan alam,” imbuh Sadrah.
Tahura Raden Soerjo tengah menyiapkan pengembangan fasilitas tambahan, termasuk kolam khusus wanita dan paket wisata edukatif yang mengintegrasikan pelestarian lingkungan serta konservasi satwa. Tujuannya, menciptakan pengalaman wisata yang tidak hanya menyegarkan fisik, tetapi juga menyadarkan pentingnya menjaga ekosistem hutan.
Dari sisi ekonomi, kawasan ini menjadi salah satu penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor kehutanan Jawa Timur, dengan kontribusi antara Rp4 hingga Rp5 miliar per tahun. Setiap tahunnya, kawasan ini dikunjungi sekitar 200.000 wisatawan, baik domestik maupun mancanegara.
Namun demikian, pengelola menegaskan bahwa pengembangan wisata harus tetap berpijak pada prinsip keberlanjutan.
Pemandian Air Panas Alam Cangar menjadi contoh nyata bagaimana ekowisata bisa dikembangkan tanpa meninggalkan nilai konservasi. Inovasi layanan, kekayaan alam, sejarah lokal, dan peran aktif masyarakat menjadi fondasi kuat dalam menciptakan wisata berkelanjutan di lereng Arjuno.
“Kami tidak ingin wisata berkembang dengan mengorbankan fungsi ekologis kawasan. Justru sebaliknya, peningkatan kunjungan harus menjadi pemicu munculnya kesadaran kolektif untuk menjaga alam,” tegas Sadrah. (Rid)








































