WASIT : Pelatih Celebest FC, Liestiadi mempertanyakan kinerja wasit yang tidak fair saat timnya melawan Persatu (ft/Nanang Priyo)

KEDIRI | duta.co -Dengan wajah tak kuasa menahan emosi, Liestiadi, pelatih kepala Celebest FC menuding dikerjain wasit Annas Apriliamdi dari Kota Bandung Jawa Barat dalam lanjutan Babak 8 Besar Liga III Nasional, digelar di Stadion Brawijaya Kediri, Minggu malam.

Sejumlah insiden seharusnya membuahkan kartu dan tendangan pinalti, seakan luput dari perhatian pengadil pertandingan. Sama – sama tampil ngeyel sejak peluit dibunyikan, pada pertandingan kedua antara Persatu Tuban melawan Celebest FC Palu berlangsung sengit dan beberapakali terjadi tackling keras.

Sejumlah pemain pun terpaksa ditandu keluar, dan puncaknya saat terjadi di depan kemelut gawang Persatu, pada menit ke – 87. Kedua pemain, M. Aisy Budi Pradana merupakan pemain belakang dari Tuban dan Fafa Muhamad Zuhud dari Kabupaten Palu saat duel di udara.

Benturan antar kepala menjadikan keduanya langsung tergeletak dengan kepala bercucuran darah. Wasit langsung menghentikan pertandingan dan langsung meminta dilakukan tindakan medis. Namun karena mengalami luka robek, kedua pemain akhirnya dilarikan dengan ambulance ke RSUD Gambiran II.

Pertandingan pun berakhir dengan skor 2 – 1 untuk kemenangan Persatu Atas hasil pertandingan ini, pelatih Edy Sutresno menyampaikan apresiasi luar biasa kepada anak asuhnya, mampu meladeni permainan cepat diperagakan anak – anak Palu.

“Anak – anak saya minta disiplin menjaga pergerakan pemain. Agar tidak terpancing, karena mereka memiliki kedua sayap yang lincah,” jelas Pelatih Persatu.

Sementara kubu Celebest menyatakan tidak terima atas hasil ini, dihadpan sejumlah wartawan saat pers conference menyatakan ada dugaan wasit terkena suap.

”Kita semua menyaksikan, bagaimana pemain kita dikerjain. Saya tidak membahas hasil akhir, namun seharusnya wasit mampu menjaga fair play,” jelas Liestiadi.

Dia pun tidak habis pikir, saat Palu saat ini suasana berduka karena bencana tsunami, ada beberapa keluarga pemain menjadi korban musibah. Ternyata saat bermain sepak bola pun, seolah dihambat untuk tidak berprestasi.

“Saya tidak mengajukan banding ke Komdis Liga, namun saat pertandingan tadi, para petinggi badan liga dan konsultan wait melihat langsung pertandingan ini. Biar mereka yang menilai sendiri,” jelasnya. (nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry