SEMARANG | duta.co —  Penetapan Hari Santri Nasional (HSN) oleh Presiden Joko Widodo, memiliki makna luar biasa. Bagi kiai dan santri momentum ini bisa menjadi ajang penajaman dalam berbangsa dan bernegara. Fakta sejarah kontribusi kiai dan santri dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia tak lagi bisa ditutupi.

Menyambut HSN, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang, Rabu (18/10/17) malam menggelar refleksi gerakan santri dengan khatmil Quran, Maulid Nabi dan Manaqib Syaikh Abdul Qadir Jailani, ditutup doa dan pemotongan tumpeng.

“Dengan HSN kaum santri bisa lebih memperteguh semangat nasionalisme. Sinergitas dengan umara, taat kepada pemimpin itu penting dan harus ditegakkan, sejauh (pemimpin itu) tidak melanggar aturan agama,” demikian Katib Syuriah PCNU Kota Semarang Kiai Haji Ahmad Izzuddin dalam refleksi hari santri.

Dosen Pasca Sarjana Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, ini juga menyinggung Resolusi Jihad NU yang menjadi pemantik adanya semangat juang generasi muda, khususnya para kiai dan santri dalam komando KH Hasyim Asy’ari. Ini bukti bahwa NU dan santri selalu hadir ketika negara dalam kondisi genting atau berbahaya. Karenanya, ia berharap santri dan seluruh generasi muda kembali kepada ulama, back to ulamna. (rif)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry