JOMBANG | duta.co – 24 Tahun sudah, Riyanto anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) telah kembali kepada sang pencipta. Kepergiannya harus dikenang oleh para warga Nahdatul Ulama (NU), karena nilai pengorbananya dalam melindungi umat manusia dari bom saat melaksanakan ibadah Misa Natal di Gereja Eben Haezer Mojokerto silam.

Karena Riyanto lah, umat manusia terselamatkan akibat ledakan Bom yang dilakukan teroris. Untuk mengenang perjuangan Riyanto, Pimpinan Cabang (PC) Gerakan Pemuda (GP) Ansor Kabupaten Jombang menggelar refleksi dan doa bersama. Acara ini berlangsung khidmat di Aula Gedung PCNU Jombang, Senin (30/12/24).

Ketua GP Ansor Jombang, Taufiqi F Assilahi, atau yang akrab disapa Gus Fiqi, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan dan pengenalan terhadap nilai-nilai toleransi yang telah diteladankan Riyanto.

“Kegiatan ini bertujuan mengenalkan pentingnya toleransi antara Islam dan agama lain. Riyanto menjadi contoh nyata bahwa membantu sesama tidak harus melihat latar belakang,” ujar Gus Fiqi.

Acara ini dihadiri oleh seluruh PAC Ansor dan Sarkoryon se-Kabupaten Jombang, serta tokoh-tokoh penting dari Nahdlatul Ulama. Gus Fahmi, Ketua PCNU Jombang, dalam sambutannya menekankan bahwa perjuangan Riyanto mencerminkan semangat berkhidmah tanpa batas yang menjadi inti ajaran NU.

“Banser adalah pasukan komando yang siap menjaga NU dan NKRI. Riyanto telah menunjukkan pengorbanan tertinggi demi nilai kemanusiaan. Semoga beliau mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah,” ujar Gus Fahmi.

Selain mengenang Riyanto, acara ini juga diisi dengan doa dan tahlil untuk mengenang KHR Mahfudz Hamid, Ketua PP Majelis Dzikir dan Sholawat (MDS) Rijalul Ansor, yang wafat pada Selasa (24/12/2024) malam. Sosok Gus Afudz, yang wafat pada usia 49 tahun, dikenang sebagai ulama penggerak dzikir dan sholawat yang penuh dedikasi.

Sahabat Farid Al Farisi, Wakil Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, mengajak para peserta untuk menjadikan refleksi ini sebagai momentum pengingat akan pentingnya menjaga nilai-nilai kemanusiaan.

“Riyanto mengajarkan kepada kita bahwa menjaga ukhuwah bukan hanya dalam Islam atau NU, tetapi juga ukhuwah basyariyah, persaudaraan antar manusia. Mari kita jadikan momen ini untuk mengambil pelajaran penting tersebut,” katanya.

Sebagai penutup, Bapak Rustam Umar Musafir, anggota Densus 88 Anti Terorisme Polri, memberikan testimoni tentang bahaya terorisme, mengingatkan peserta tentang pentingnya kewaspadaan dan solidaritas dalam melawan ancaman terorisme yang merusak nilai kemanusiaan.

Acara refleksi dan doa bersama ini direncanakan menjadi agenda tahunan sebagai bentuk penghormatan atas jasa Riyanto dan inspirasi bagi generasi muda dalam memperjuangkan nilai-nilai toleransi dan kemanusiaan. (Din)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry