YANGON | duta.co – Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan, operasi sistematis Myanmar terhadap warga muslim Rohingya dimaksudkan untuk mengusir mereka secara permanen dari Rakhine. Laporan yang dirilis PBB, Rabu (11/10) waktu setempat merinci kampanye oleh militer Myanmar untuk meneror warga Rohingya lewat berbagai kekejaman, mulai pemerkosaan hingga pembunuhan.

“Serangan-serangan brutal terhadap Rohingya di negara bagian Rakhine telah terorganisir dengan baik, terkoordinasi dan sistematis. Dengan maksud bukan hanya mengusir penduduk keluar dari Myanmar, namun juga mencegah mereka kembali ke rumah-rumah mereka.” Demikian laporan PBB seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (12/10/2017).

Disebutkan dalam laporan terbaru PBB itu, pasukan Myanmar kerap beroperasi bersama warga Buddha Rakhine bersenjata. “Dalam beberapa kasus, sebelum dan selama serangan-serangan, pengeras suara digunakan untuk mengumumkan: ‘Kalian tidak termasuk di sini, pergilah ke Bangladesh. Jika Kalian tidak pergi, kami akan membakar rumah Kalian dan membunuh Kalian,” demikian disampaikan dalam laporan PBB.

Laporan penyelidikan PBB tersebut juga bertentangan dengan klaim pemerintah Myanmar. Selama ini Myanmar mengklaim operasi militer di Rakhine merupakan respons atas serangan kelompok militan Rohingya ke puluhan pos polisi dan sebuah pangkalan militer, 25 Agustus lalu. Dalam penyelidikan PBB ditemukan bahwa gelombang terbaru “operasi pembersihan” oleh militer di Rakhine sebenarnya telah dimulai sebelum tanggal itu, kemungkinan pada awal Agustus.

Disebutkan bahwa para guru serta para pemimpin budaya, agama dan komunitas juga menjadi target dalam operasi militer ini. Itu “sebagai upaya untuk menghapuskan sejarah, budaya dan pengetahuan Rohingya.”

Dalam laporannya, PBB juga menyatakan menemukan bukti pelanggaran yang dimaksudkan untuk memicu ketakutan yang mendalam dan meluas di kalangan warga Rohingya. Ini termasuk pengakuan warga mengenai tentara Myanmar yang mengepung rumah-rumah dan menembak membabi-buta saat warga lari menyelamatkan diri. Juga, sekelompok pria berseragam yang memperkosa wanita dan anak-anak perempuan.

Laporan terbaru PBB ini didasarkan pada wawancara dengan para pengungsi Rohingya yang kabur ke wilayah Cox’s Bazar, Bangladesh sejak 25 Agustus. Tim PBB berbicara dengan ratusan pengungsi dalam serangkaian 65 wawancara. Sebagian dilakukan dengan masing-masing orang dan sebagian dilakukan dengan kelompok-kelompok yang terdiri hingga 40 orang.

Sebelumnya, kepala HAM PBB, Zeid Ra’ad Al Hussein menyatakan bahwa operasi militer Myanmar sama dengan pembersihan etnis. hud, dit, afp

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry