SATU PASLON: Pawai Kampanye  Pemilu Kada Damai, akhirnya hanya diikuti satu paslon yaitu nomor 1 Maidi-Inda Raya. Sedangkan, 2 paslon lain lakukan boikot, karena dianggap tidak adil. (duta.co/ Agoes Basoeki)

MADIUN | duta.co -Deklarasi Pemilu Kada di Lapangan Gulung Kelurahan Kejuron, Kecamatan Taman, Kota Madiun, diwarnai aksi boikot dua pasangan calon (Paslon), Minggu (18/2). Awalnya, deklarasi berjalan normal hingga pemberangkatan kendaraan pawai Paslon menimbulkan kericuhan.
Paslon nomor 1 Maidi-Inda Raya diusung Partai Demokrat, PDIP, PKB, PAN, PPP, ternyata membawa puluhan motor dan mobil. Bahkan, Ketua Bawaslu setempat Kokok Heru Purwoko, berkali-kali meminta agar diluar kendaraan disetujui tidak masuk dalam rombongan Paslon.
“Jika masih ada kendaraan lain masuk dalam rombongan, kegiatan pawai akan dihentikan,” ujarnya. Dilaporkan, massa dari Paslon nomor 1, sedang ditata, termasuk Ketua KPU setempat Sasongko bersama jajaran pendukung. Selanjutnya, Sasongko meminta 2 paslon lain itu meneruskan perjalanan pawai, tapi massa 2 paslon terlanjur memilih boikot atau pulang.
“Merapikan peserta pawai sempat diikuti massa lain seperti mobil dan motor, sebenarnya hanya ingin pulang. Kebetulan lagi sempat jadi satu dengan mobil pawai, mereka semua sudah pulang atau tidak ikut pawai. Kami sudah jelaskan kepada 2 paslon lain, ternyata keduanya menolak ikut pawai,” ujar Sasongko.
Keadaan itu, membuat 2 paslon lain yaitu nonor 2 Hariyyadin Mahardika-Arif Rahman dari independen dan nomor 3 Yusuf Rohana-Bambang Wahyudi diusung Partai Gerindra, Partai Golkar, PKS, gerah. “Kami minta perlakuan adil, paslon tidak menepati ketentuan harus dihentikan,” ujar Mahardika lantang.
Setelah menunggu sejenak, akhirnya kedua paslon peserta pawai tersisa menyatakan boikot. “Kami boikot pawai ini, karena dicederai pelanggaran ketentuan. Seharusnya, peserta pawai paslon hanya dibolehkan membawa 7 kendaraan. Ternyata, pasangan pertama membawa lebih,” teriak Mahardika lagi.
Hal senada disampaikan Bambang Wahyudi menegaskan penyelenggara perlu bertindak adil dan tegas. “Atas kondisi itu, kami sepakat boikot pawai ini. Lalu, kami memilih pulang ke posko,” ujar Ketua DPC Gerindra Kota Madiun ini. Meski, Ketua KPU Kota Madiun sudah menjelaskan keadaan sebenarnya, kedua paslon tidak bergeming.
Sedangkan, pasangan Maidi-Inda Raya dan partai pengusung meminta pawai tetap berlanjut, meski tanpa 2 paslon lain.
“Kami sudah sesuai kesepakatan, hanya diikuti 7 mobil. Untuk mengatur mobil dan motor terlanjur masuk dalam rombongan butuh waktu. Pawai harus tetap berlanjut, meski tanpa 2 peserta pawai lain,” ujar Maidi.
Setelah KPU dan Bawaslu sepakat, pawai tetap berlanjut dengan komposisi mobil KPU didepan dan  Bawaslu paling belakang. Akhirnya, pawai hanya diikuti mobil dari KPU, paslon nomor 1 Maidi-Inda Raya dan mobil Bawaslu setempat menyusuri sepanjang jalan di Kota Madiun. Dilaporkan, hingga berita ini diturunkan pawai masih berjalan lancar. (ags)