LAPOR: Korban Toni Wijaya (celana pendek) saat melaporkan penganiayaan ke SPKT POlrestabes Surabaya. Duta/Tunggal Teja

SURABAYA | duta.co – Tommy Wijaya (30) dan Ading Cahyawati (30), terlihat tak bisa duduk tenang di kursi antrean sentral pelayanan kepolisian terpadu (SPKT). Berulang kali keduanya berdiri sambil menelpon seseorang. Pasangan suami istri (pasutri) asal Dharmahusada Surabaya baru saja dikeroyok oleh sejumlah orang.

Ditemui di SPKT Polrestabes Surabaya, Tommy sedikit bercerita apa yang dialaminya bersama istrinya. Kejadian itu mereka alami sekitar pukul 11.00 WIB, Senin (13/11/2017). Tepatnya disebuah kantor di Ruko Merr Icon 21, R33 Surabaya. Di kantor itulah, mereka mengaku dikeroyok oleh sekitar 8 laki-laki. Keduanya dipaksa keluar kantor hingga ke area parkir.

“Saya ke kantor itu untuk mengambil beberapa inventaris kantor. Kami juga membawa sejumlah bukti tertulis bahwa kami juga memiliki hak atas inventaris kantor itu. Lha wong Istri saya ini tercatat sebagai direktur dan istri saya direktur utama di kantor itu,” kata Tommy, di Mapolrestabes Surabaya.

Lantas bagaimana Tommy dan istrinya bisa diusir dari kantor itu? Secara singkat Tommy mengungkapkan jika berdirinya kantor tersebut berawal dari kesepakatan kongsi usaha dengan rekannya. Itu bermula sejak 2013 silam. Seiring berjalannya waktu, usaha kongsi itu ternyata hampir bangkrut. Namun Tommy enggan membeberkan secara detail bagaimana usaha kongsinya itu bisa hampir gulung tikar.

“Saya tidak kenal mereka. Kalau saya lihat, rata-rata sekitar 8 laki-laki itu bertato. Saya dilarang mengambil inventaris kantor. Leher saya dipiting dan saya dipaksa keluar kantor. Bahkan hingga parkiran saya masih dikejar. Istri saya juga didorong-dorong oleh mereka,” beber Tommy bersama istrinya.

Jika dilihat, pada saat di SPKT Polrestabes Surabaya, Tommy memang mengalami sejumlah luka ringan, yaitu lecet dan memar. Kaos dan celana pendek yang dikenakannya juga nampak bekas goresan debu berwarna coklat. Sebab saat didorong keluar kantor dan dikejar, Tommy sempat adu tangan dan kaki dengan beberapa laki-laki tadi.

Terpisah, Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Leonard Sinambela membenarkan pihaknya mendapat laporan kejadian tersebut. “Tadi langsung kami terjunkan anggota piket reskrim ke TKP. Dan korban sudah kami arahkan untuk membuat LP (laporan polisi,” ujarnya.

Dikatakannya, jika LP sudah diterbitkan, pihaknya akan melakukan tindak lanjut atas kasus tersebut.  “Kami masih menunggu LP masuk ke meja kami (Satreskrim). Begitu pula dengan hasil visum terhadap luka yang yang diderita korban. Jika sudah, tentu kami akan bergerak ke tahap selanjutnya,” tandasnya. tom/gal

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry