Sekretaris Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Timur, M. Diah Agus Muslim, saat menyampaikan gagasan reaktivasi Partai Patriot Pancasila sebagai wadah politik bagi kader PP yang belum berpartai. Dorongan ini muncul pasca Musyawarah Besar XI Pemuda Pancasila di Jakarta. (dok/duta.co)

SURABAYA | duta.co – Di tengah semangat konsolidasi organisasi pasca Musyawarah Besar XI Pemuda Pancasila (PP), muncul dorongan kuat dari Jawa Timur untuk menghidupkan kembali Partai Patriot Pancasila. Gagasan ini disampaikan Sekretaris Majelis Pimpinan Wilayah (MPW) Pemuda Pancasila Jawa Timur, M. Diah Agus Muslim, sebagai bentuk kepedulian agar kader PP yang belum memiliki saluran politik bisa memiliki wadah perjuangan yang sejalan dengan nilai-nilai Pancasila.

Menurut Agus, banyak kader PP yang selama ini telah berkiprah di berbagai partai politik dan menduduki posisi penting, baik di legislatif maupun eksekutif. Namun, masih ada sebagian besar kader yang belum terlibat secara formal dalam dunia politik.

“Semua kader potensial Pemuda Pancasila di seluruh Indonesia banyak yang sudah berpartai, bahkan ada yang jadi anggota parlemen dan pejabat eksekutif. Tapi yang belum berpartai ini mau ke mana? Padahal kita punya Partai Patriot Pancasila,” ujar A Muslim sapaan akrab dengan nada reflektif.

Ia menilai, langkah mengaktifkan kembali Partai Patriot Pancasila merupakan upaya realistis dan strategis untuk mewadahi aspirasi kader sekaligus memperluas pengaruh Pemuda Pancasila dalam pembangunan bangsa. Dengan begitu, organisasi ini tidak hanya menjadi kekuatan sosial, tetapi juga pilar politik yang konstruktif.

“Tidak ada yang salah kalau kader yang belum berpartai kita wadahi di Partai Patriot. Justru itu akan membuat organisasi lebih efisien dan kontribusinya semakin besar,” tegasnya.

Peserta asal Jawa Timur berfoto bersama seusai mengikuti rangkaian kegiatan Musyawarah Besar (Mubes) XI Pemuda Pancasila di Ballroom Hotel Sultan, Jakarta, 26–28 Oktober 2025. Mereka datang dengan semangat konsolidasi untuk memperkuat peran Pemuda Pancasila sebagai mitra strategis pemerintah dan penjaga nilai-nilai Pancasila.

Agus menambahkan, semangat untuk menghidupkan kembali Partai Patriot Pancasila sejalan dengan gagasan pengembalian Undang-Undang Dasar 1945 sesuai naskah asli, sebagaimana telah lama disuarakan oleh Ketua Umum PP, Japto Soerjosoemarno, dan Presiden Prabowo Subianto.

“Kalau bicara soal kembali ke UUD 1945 teks asli, Pemuda Pancasila adalah yang paling siap. Karena sejak 15 tahun lalu, Pak Japto sudah mencanangkan hal itu,” katanya.

Meski begitu, Agus menegaskan bahwa pembentukan kembali Partai Patriot harus tetap mengikuti mekanisme resmi yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia juga menekankan bahwa langkah ini bukan berarti memaksa seluruh kader PP untuk berpindah dari partai yang saat ini mereka ikuti.

“Proses administratif harus dipenuhi. Tapi tidak berarti semua kader yang sudah berpartai harus pindah ke Partai Patriot. Justru dengan banyaknya kader di berbagai partai seperti Gerindra, Demokrat, Golkar, dan lainnya, akan semakin memperkuat sinergi perjuangan ideologi Pancasila,” jelasnya.

Agus juga menyampaikan bahwa MPW PP Jatim telah mengirimkan surat mandat kepada MPN PP Pusat, yang berisi dukungan penuh agar Japto Soerjosoemarno kembali memimpin organisasi untuk lima tahun ke depan.

“Tidak diragukan lagi Pak Japto masih yang terbaik sebagai pemimpin PP. Karena itu, kami ingin beliau kembali pimpin PP,” ujar Agus penuh keyakinan.

Sementara untuk konteks daerah, Agus berharap agar Pemuda Pancasila Jawa Timur semakin aktif menjembatani komunikasi antara pemerintah, organisasi kemasyarakatan, dan masyarakat. Fokus utamanya, kata dia, adalah menghadapi tantangan ekonomi yang kini menjadi sorotan di tingkat daerah.

“Tiga unsur utama, yakni pemerintah, ormas, dan masyarakat, harus terus berkoordinasi demi kepentingan warga Jawa Timur. Masalah ekonomi menjadi isu paling menonjol dan harus kita tangani bersama,” tutupnya.

Dorongan Diah Agus Muslim ini mencerminkan semangat khas kader Pemuda Pancasila—teguh dalam ideologi, namun lentur dalam strategi. Sebuah upaya untuk memastikan bahwa nilai-nilai Pancasila tidak hanya dijaga lewat kata, tetapi diwujudkan lewat langkah politik yang nyata. (gal)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry