PONOROGO | duta.co – Masyarakat Ponorogo tidak lama lagi akan memiliki Pasar Legi dengan wajah baru senilai Rp 244 miliar. Pasar yang berada di tengah Kota Ponorogo ini segera dibangun pada awal 2019 dengan pembiayaan dari pemerintah pusat.

Saat ini, para pedagang yang ada di dalamnya, juga yang ada di lahan pasar eks pengadilan (utara pasar Legi) segera dipindahkan (relokasi) ke eks lahan RSUD di Jl Cipto mangkunkusumo Keniten, Ponorogo pada akhir 2018 ini.

Bangunan pasar Legi (baru) yang direncanakan berlantai 4 akan mampu menampung 5 ribu pedagang. Mereka akan ditata sedemikian rupa sesuai dengan jenis barang dagangannya. Penataannya tidak sama saat mereka masih berdagang di pasar yang dibangun era Bupati Markum Singodimejo, itu. Apalagi pasar ini memiliki riwayat 3 kali kali mengalami kebakaran.

“Konsep untuk Pasar Legi 4 lantai dan dibangun mulai 2019, dana dari pemerintah pusat senilai Rp 244 miliar. Sebenarnya kita sudah anggarkan di APBD selama 3 tahun, tapi ternyata diambil alih oleh pusat. Nanti lokasi bangunannya melebar ke eks lahan pengadilan,” terang Sekda Kabupaten Ponorogo Agus Pramono, kemarin, Jum’at (26/10/2018).

Menurutnya, semua pedagang baik yang ada di Pasar Legi Songgolangit, eks pengadilan dan eks stasiun akan mampu tertampung di sana, malahan areanya masih tersisa cukup luas. Dan pembangunannya dilakukan dua tahun yaitu tahun 2019 dengan biaya Rp 100 miliar, sedangkan sisanya dikerjakan pada tahun berikutnya.

“Tahun 2018 ini relokasi pedagang dipindah ke lahan eks RSUD lama, akhir Desember sudah harus pindah ke sana. Karena tahun 2019 Pasar Legi sudah mulai dibangun dan memakan waktu 2 tahun,” imbuhnya.

Sementara para pedagang eks pasar stasiun yang semula sebagian besar enggan direlokasi, seiring dengan dibongkarnya tempat mereka berdagang oleh pengelola Pasa eks Stasiun, Maskur, maka mereka beramai-rami menyatakan mau ikut pindah. Sebab berdagang  di bawah tekanan dan teror oleh pengelola dianggap tidak nyaman. Mereka mengaku harus mengeluarkan sejumlah uang untuk dapat menempati bangunan eks lahan stasiun yang sudah dibangun oleh pengelola.

“Dia (Maskur) sangat arogan, semena-mena kepada kami. Mohon pemerintah untuk bisa melindungi kami, supaya kami bisa berjualan lagi. Kami bersedia direlokasi asal bisa berjualan dengan nyaman. Dan mohon juga pasar eks stasiun ditutup  saja, karena hanya membuat resah kami,” ujar Amad (60) ketua Paguyupan Pedagang  Pasar eks Stasiun.

Menurutnya, saat ini para pedagang bingung dan khawatir mesti berjualan di mana lagi. Pihaknya sudah mencegah Maskur untuk tidak semena-mena membongkar lapak pedagang sebelum ada tempat pengganti. Tapi dengan alasan segera dibangun, maka pihaknya tidak bisa mencegahnya. Apalagi Maskur sendiri ikut melakukan pembongakarn dengan mengatasnamakan dirinya sebagai penguasa pasar, dan para pedagang yang tidak mau ikut dengannya disilakan minggir. (sna) 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry