DIGARIS POLISI: Rumah tempat Komariah (44) dan Ahmad Wiyono (50) tewas dibunuh Saiman, suami Komariyah asal Sampang, Madura, yang dalam proses cerai. (duta.co/arif)

MOJOKERTO | duta.co – Dusun Tambaksuruh, Desa Tambakagung, Kecamatan Puri, Mojokerto, mendadak gempar, Senin (21/8) dini hari. Seorang ibu rumah tangga dan kekasihnya ditemukan tewas bersimbah darah akibat bacokan celurit.

Dua korban adalah Komariah (44) sang pemilik rumah dan kekasihnya, Ahmad Wiyono (50), warga Desa Pekukuhan,Mojosari, Mojokerto. Ibu dua anak itu tewas bersimbah darah di ruang tengah rumahnya dengan posisi telentang. Sementara pacar korban tewas mengenaskan di halaman rumah korban. Kedua korban merupakan pasangan tidak sah namun tinggal serumah.

Ketua RT 3 RW 6 Slamet Hariadi mengatakan, peristiwa keji pada sepasang kekasih ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Saat itu, suasana desa yang sepi mendadak gempar. Pelaku datang ke rumah korban membawa sebilah celurit.

Tanpa banyak kata, pelaku lantas mendobrak rumah, lantas membabi buta membacok kedua korban. “Infonya pelakunya datang diantar orang naik motor, langsung menyerang korban setelah itu pergi dibonceng pengantarnya yang sudah menunggu,” ujar Hariadi di lokasi.

Kelakuan brutal pelaku tak cukup hanya di situ, kedua anak korban yang terbangun mendengar keributan di ruang tengah rumah tersebut sempat diserang oleh pelaku. Beruntung mereka berhasil kabur lewat pintu belakang rumah sehingga luput dari kekejaman pelaku.

Anak pertama Komariah, Muhammad Taufik Hidayat (23), mengisahkan, saat kejadian dirinya sedang tidur lelap di kamarnya. Adiknya, Faizal Romansah alias Rizal (19), tidur di kamar lainnya dekat dapur. Sementara Komariah dan kekasihnya, Ahmad Wiyono (50), tidur di ruang tengah rumah sederhana itu. Kamar Taufik berdekatan dengan ruang tengah.

“Sekitar pukul 01.00 WIB, saya terbangun karena mendengar suara keras kayak pintu didobrak,” kata Taufik. Tak lama kemudian, Taufik mendengar suara gaduh di ruang tamu rumahnya.

Saat itu dia melihat ayah tirinya, Saiman (55), membacok Wiyono. Wiyono yang sopir bus asal Desa Modopuro, Mojosari, Mojokerto, itu sempat menghalangi pelaku agar tak menyerang ibunya yang sedang tidur. “Pak Wiyono berusaha menghalangi Pak Saiman agar tak melukai ibu, tapi diserang lagi oleh Pak Saiman,” ujarnya.

Setelah Wiyono terkapar, lanjut Taufik, pelaku mendatangi ibunya yang tidur di ruang tengah. Tanpa basa-basi ayah tirinya itu menyabetkan celurit ke tubuh Komariah hingga tewas. Taufik sendiri ketakutan melihat kebrutalan pelaku.

“Saya takut sekali. Waktu itu Pak Saiman sempat bilang mau membunuh saya dan adik saya, ‘Mana Taufik dan Rizal biar saya bunuh sekalian’,” ungkapnya menirukan ucapan pelaku.

Tanpa sempat menolong ibunya, Taufik dan Rizal yang juga terbangun akibat kegaduhan di dalam rumahnya, memilih kabur. “Saya sama adik saya lari lewat pintu belakang rumah untuk mencari pertolongan,” terangnya.

Di mata Taufik, Saiman merupakan sosok ayah yang tak bertanggung jawab. Pria asal Sampang, Madura, itu jarang menafkahi ibunya. Oleh sebab itu, Komariah memilih merajut rumah tangga dengan pria lain meski proses cerai dengan pelaku belum selesai. “Ibu sama Pak Wiyono sudah nikah siri sekitar dua bulan yang lalu,” tandasnya.

Taufik dan Rizal merupakan anak Komariah buah pernikahan dengan dua suami sebelumnya. Selama menikah dengan Saiman, ibu dua anak itu tidak dikaruniai anak.

Kasubbag Humas Polres Mojokerto AKP Sutarto mengatakan jasad kedua korban telah dievakuasi ke RSUD Prof Dr Soekandar Mojosari untuk otopsi. Menurut dia, Komariah tewas akibat luka bacok di pinggang kiri. Tiga jari korban putus. Sementara Wiyono mengalami luka bacok di perut kanan dan luka tusukan di dada kanan.”Banyak luka pada tubuh kedua korban,” katanya.

Komariah diketahui telah pisah ranjang dengan Saiman namun belum bercerai resmi. Sekitar setahun pisah ranjang dengan suaminya. Namun, korban dengan suaminya belum resmi bercerai.

Kendati begitu, ibu dua anak ini berencana menikah lagi dengan pria lain. Pria idaman Komariah adalah Ahmad Wiyono (50), warga Desa Pekukuhan, Mojosari, Mojokerto. Meski belum terikat pernikahan, korban nekat tidur serumah dengan kekasihnya. “Pelaku suami korban Ibu Komariah. Diduga cemburu lantaran ibu Komariah tinggal bersama pria lain,” tegasnya.

Dugaan polisi itu, lanjut Sutarto, diperkuat dengan keterangan saksi kunci kedua anak korban yang melihat perbuatan kejam pelaku. Selain dengan Wiyono, Komariah tinggal serumah dengan kedua anak laki-lakinya yang berusia 19 dan 23 tahun.

Menurut dia, mendengar ada keributan di rumah itu, kedua anak korban terbangun dan keluar dari kamarnya. Kedua remaja itu memastikan pelaku adalah ayah tiri mereka, Saiman (55), warga Sampang, Madura.

Terduga pelaku diketahui berprofesi sebagai tukang becak yang tempat tinggalnya tidak tetap. “Identitas pelaku sudah jelas. Kedua anak korban menjadi saksi kunci yang melihat langsung pelakunya. Selain itu, tetangga korban juga banyak yang tahu,” ujarnya.

Sutarto menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengejar pelaku yang diduga kabur ke Sampang usai membantai korban. “Dugaan kami motif pelaku adalah  sakit hati karena istrinya mau menikah lagi dengan pria lain,” pungkasnya. ari

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry