PEBALAP CILIK: Denis Kancil meninggal ketika men-setting motor Yamaha Mio trondolnya, Minggu (1/10) pagi. (ist)

BOGOR | duta.co – Para pencinta otomotif hingga kini terus ramai membahas meninggalnya bocah ABG berusia 14 tahun, Denis Kancil. Dia meregang nyawa saat tengah balapan liar. Publik tersentak mengingat usianya yang masih sangat belia, namun memiliki hobi menantang maut.

PEBALAP CILIK BERPRESASI: Aksi Denis Kancil menunggang kuda besi. (ist)

Meski masih menjadi pendatang baru, Denis sudah melahap beberapa juara di drag race. Misalnya juara 2 kelas matic tune up 200 cc lokal grand final king of battle 2017. Kemudian, juara 1 kelas matic tune up 155 cc grand final king of battle 2017. Berikutnya, juara 2 kelas matic 130 cc standar lokal grand final king of battle 2017, dan masih banyak lagi.

Namun, takdir berkata lain. Denis yang baru menginjak usia 14 tahun meninggal dunia saat membesut Yamaha Mio di Jalan Manggis, Bojong Nangka, Tangerang, Minggu dinihari, 1 Oktober 2017.

Menurut Ilham, salah seorang saksi mata yang juga teman korban, sebelum kejadian nahas itu, Denis tengah ‘nyeting’ motor sebelum benar-benar mengetes kecepatan. Motor yang digunakan adalah Yamaha Mio racikan bengkelnya, yakni KJM, yang berada di daerah Depok. Namun trek yang dipilih untuk test matik lansiran garpu tala ini memang agak jauh dari bengkel dan rumah Denis, yakni di Tangerang.

“Kejadian sudah pagi sekira 05.30 WIB, jadi hanya nyeting saja jarak 400 meter, ketika top speed motor itu diangkat-angkat dan ngebuang ke kiri. Terus Denis enggak sempat ngerem, ngepot-ngepot, karena di depannya ada motor roda tiga yang biasa buat angkut galon dan gas,” cerita Ilham, Rabu (4/10).

Dia melanjutkan, karena tak dapat memberhentikan Mio racing yang dibawa, akhirnya Denis menabrak motor roda tiga tersebut. Denis lalu dibawa para temannya ke rumah sakit terdekat yaitu di Bethsaida, Jalan Boulevard Raya Gading Serpong, Tangerang. Dan ketika masuk ruang Unit Gawat Darurat dia sudah meninggal.

“Saya tanya ke dokter pas sampai UGD, katanya sudah lewat. Dia dimakamkan habis salat zuhur, dibawa pulang ke rumah sampai sekitar jam 09.00 WIB. Yang jemput orangtuanya datang ke rumah sakit. Ngurusin semuanya karena Denis ada asuransi. Dibawa pakai ambulans ke rumahnya di Cisauk, Rumpin, Bogor,” tuturnya.

 

Pendatang Baru Berbahaya

Semasa hidup, Denis Kancil selalu dieluh-elukan para rekan sepermainan. Dia dianggap sangat mahir membelah kecepatan dengan kuda besinya. Dikutip dari Myrace.id, Rabu (4/10), Denis memang pendatang baru yang mulai dianggap berbahaya para seniornya di ajang balap lintas lurus 201 meter. Meski jam terbangnya masih sedikit, kontribusi pebalap cilik ini kerap mengancam. “Denis kecil dan berbahaya,” tulis media balap itu.

Di lintasan lurus, Denis pertama kali turun bersama tim JEMES 007 yang dikomandoi Heru selaku mekanik. Beberapa penghargaan lalu digenggam pada awal turun di ajang balap lintas lurus.

“Aku baru beberapa kali turun Mas di ajang balap Drag Bike. Aku awalnya terinspirasi oleh salah satu pebalap Drag Bike. Yaitu Alvan Chebonk. Rasa senang sekarang saya rasakan karena bisa bermain di ajang balap Drag Bike dan bisa bersaing dengan Idola. Target aku, pastinya bisa lebih sukses dari sekarang untuk ke depannya,” ujar Denis yang akrab gunakan nomor 163, pertengahan September 2017.

Soal balap jalanan yang menantang maut ini, Polda Metro Jaya sebenarnya telah beberapa kali melakukan razia balapan liar di sejumlah kawasan di Jakarta.  Sayang, razia dan kecelakaan ini tak pernah membuat kapok. hud, viv

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry