dr Diah Retno
Dosen Fakultas Kedokteran
KEJADIAN diare tidak selalu disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi dari luar atau kesalahan dalam pengolahan saat memasak. Salah satu faktor yang sering luput dari perhatian adalah cara penyimpanan bahan makanan maupun makanan yang sudah matang.
Penyimpanan yang tidak tepat dapat menyebabkan kontaminasi dan mempercepat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.
Menyadari pentingnya edukasi di bidang ini, Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (FK UNUSA) menggelar kegiatan pengabdian masyarakat di Pondok Pesantren Al-Jihad Surabaya pada 17 Mei 2025. Kegiatan ini berupa edukasi mengenai hygiene dan sanitasi makanan, sekaligus memberikan pemahaman tentang cara menyimpan bahan makanan maupun makanan siap saji secara baik dan benar.
Kegiatan ini diikuti oleh 35 santri mahasiswa yang tinggal di pondok. Mengusung tema “Pangan Aman, Santri Sehat”, kegiatan ini diketuai oleh dr. Diah Retno Kusumawati, M.Ked.Trop., Sp.MK. Tim pengabdian membawakan materi edukatif dan interaktif mengenai pentingnya menjaga kebersihan diri, dapur, serta pengolahan dan penyimpanan makanan sebagai upaya nyata mencegah diare.
Pemahaman bahwa penyakit diare tidak hanya disebabkan oleh makanan yang ‘tidak cocok’, tetapi juga oleh proses pengolahan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis atau kurang tepat, yang perlu ditanamkan kepada masyarakat. Santri, khususnya yang telah menempuh pendidikan di jenjang mahasiswa, dapat diberdayakan sebagai agen perubahan di lingkungan sekitarnya.
Edukasi disampaikan melalui ceramah interaktif, yang diawali dengan pengisian pre-test untuk mengukur pemahaman peserta sebelum materi disampaikan, dan dilanjutkan dengan post-test setelah edukasi berlangsung.
Dalam sesi ini, peserta diperkenalkan konsep dasar hygiene dan sanitasi makanan, rantai kontaminasi pangan, prinsip penyimpanan yang aman, serta penyakit bawaan makanan seperti diare, tifus, dan hepatitis A.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman teoritis, tetapi juga membangun kesadaran santri mahasiswa akan pentingnya perilaku hidup bersih, khususnya di lingkungan asrama. Melalui diskusi dan pembagian media edukasi, peserta diharapkan menjadi pelopor gaya hidup higienis serta menyebarkan pengetahuan yang diperoleh kepada sesama santri dan masyarakat sekitar. *
