SURABAYA | duta.co – Universitas Bhayangkara Surabaya (Ubhara) mewisuda 960 mahasiswanya, Sabtu (17/10/2020).
Wisuda dilakukan secara daring dan luring. Untuk luring, Ubhara hanya mengundang 11 lulusan terbaik dari masing-masing program studi beserta orang tuanya.
Walau hadir secara langsung, namun panitia wisuda menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat.
Hand sanitizer disediakan di setiap sudut ruang pertemuan di lantai dua Ubhara. Selain itu, semua yang hadir wajib memakai masker. Jarak tempat duduk pun diatur agar tidak berdekatan.
Amirah Fadhila salah satu lulusan terbaik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) mengaku senang bisa ikut wisuda. Walau dia prihatin banyak teman-temannya yang tidak bisa mengikuti secara langsung.
“Tapi, mau bagaimana lagi. Kita harus ikuti aturan agar Covid-19 ini cepat berakhir. Perasaan saya campur aduk tidak karuan antara senang dan sedih. Tidak bisa kumpul teman di saat terakhir di kampus,” ujarnya.
Rektor Ubhara, Edy Prawoto mengaku, wisuda daring ini memang menjadi keputusan universitas agar menghindari kerumunan orang yang terlalu banyak.
“Dan Alhamdulillah semua berjalan lancar dan tidak mengurangi kehikmatan acara ini. Semua senang bisa lulus dengan baik di masa pandemi ini,” ujar rektor.
Dalam kesempatan itu, selain mewisuda secara langsung, rektor juga memberikan penghargaan kepada para wisudawan terbaik dari masing-masing prodi itu.
“Semoga pandemi segera berakhir dan kita bisa melakukan tatap muka kembali,” tukasnya.
Ke depan, sistem daring akan tetap digunakan Ubhara terutama untuk perkuliahan. Karena ternyata sistem daring juga cukup diminati mahasiswa. “Tapi tatap muka tetap kami lakukan sehingga ke depan akan kami padukan antara daring dan luring,” tuturnya. end